Liburan ke Bali bulan Agustus 2019 yang lalu memang sengaja cuma di Ubud aja karena itu adalah pilihan ayahnya Adam buat merayakan ulang tahun ke-75 nya. Oleh karena itu kami ga punya plan ke banyak tempat. Selama 4 hari pertama kami cuma leyeh-leyeh di hotel (Kajane) saja, jalan kaki sekitaran Ubud sentral kemudian makan malam bersama. Begitu seterusnya selama 4 hari, sisa 2 harinya baru kami sewa motor dan agak melebar eksplornya sampai ke daerah Gianyar.
FYI, daftar tempat makan yang kami cantumkan di bawah ini memang tempat makan yang sudah kami kunjungi sendiri, sebagian besar waktu liburan terakhir kemarin, namun ada juga beberapa yang kami kunjungi tahun sebelumnya. Ga semuanya tempat makan mewah atau resto mahal koq, ada sebagian warung juga. Tapi memang ada beberapa restoran kelas internasional yang sengaja kami pilih untuk merayakan momen-momen spesial bersama keluarga Adam yang datang dari Australia.
Semoga ada yang cocok dan bisa jadi bahan pertimbangan buat pilih-pilih tempat makan di Ubud ya 😉
Yellow Flower Cafe
Lokasi: Jalan Raya Campuhan, Sayan.
Dua kali kami menginap di AirBnB di daerah Penestanan, gara-gara itulah kami tau tentang Yellow Flower. Tempat ini sepertinya jadi tempat tongkrongan bule-bule yang lebih suka ketenangan dibandingkan Ubud sentral yang sudah semakin rame. Makanan di sini ada menu lokal dan Western, harganya lumayan tinggi, tapi tempatnya enak banget buat dipake nongkrong. Salah satu favorit kami adalah nasi campurnya.
Made’s Warung Penestanan
Lokasi: Jalan Campuhan Br. Penestanan Kaja, Ubud.
Salah satu tempat makan murah kalau nginap di daerah Sayan yang memang tidak bisa dimasuki kendaraan roda empat. Made’s Warung ini masih seperti warung-warung sederhana model di Poppies Lane di Kuta yang menunya juga kebanyakan masakan rumah sederhana yang dimasak segar sesuai pesanan.
Tukies
Lokasi: Jalan Monkey Forest, Jalan Raya Ubud, Jalan Goutama.
Sebetulnya ini warung kecil yang menjual berbagai produk dessert berbahan kelapa. Menu favorit kami adalah yang paling standar, yakni es krim kelapa. Meskipun kesannya simple, tapi rasa kelapanya nonjok banget. Selain itu juga ada taburan kelapa kering dan semacam gula yang bikin tekstur es krimnya tidak membosankan karena ada krenyes-krenyes krispi. Di Ubud ada beberapa lokasi Tukies, tapi kami paling suka yang di Jalan Monkey Forest.
Warung Garasi
Lokasi: Jalan Wenara Wana no. 15, Ubud
Di sepanjang jalan utama Monkey Forest banyak sekali cafe-cafe yang sebagian besar harganya memang lumayan tinggi. Tapi kalau mau ngubek ke dalam gang-gang kecilnya, sebetulnya ada warung-warung kecil yang harganya masih normal, salah satunya Warung Garasi. Di sini menunya sederhana saja: nasi goreng, nasi capcay, soto ayam, gado-gado, dll.
Warung Mek Juwel Nasi Campur Ayam
Lokasi: Sayan, Ubud.
Kayaknya nemu tempat ini dari rekomendasi follower IG beberapa tahun lalu. Sejak itu tiap ke Ubud berusaha mampir ke sini lagi. Warung Mek Juwel ini cuma jual 1 jenis makanan, yaitu nasi ayam. Yang kami suka dari nasi ayam di sini selain porsinya lumayan besar juga ayamnya yang berasa smokey, mungkin dari cara memasaknya. Harga seporsi nasi ayam Rp25.000.
Babi Guling Pande Egi
Lokasi: Banjar Pande, Beng, Gianyar.
Karena Babi Guling Ibu Oka sepertinya sudah sangat mainstream, waktu terakhir di Ubud kami mencoba cari tempat babi guling lainnya. Ketemulah Babi Guling Pande Egi yang lokasinya di Gianyar. Ternyata tempatnya lumayan besar, lokasinya di area pesawahan dan terlihat sangat populer di kalangan masyarakat lokal. Ada beberapa bule yang berhasil ke sini gara-gara dibawa sama guide lokalnya. Babi guling di sini agak lebih pedas, tapi harganya murah banget. Yang biasa Rp15.000, yang spesial (lebih banyak dagingnya) Rp25.000.
Warung Pondok Madu
Lokasi: Jalan Jatayu Tebesaya, Peliatan, Ubud.
Nemu tempat ini sebetulnya dari foursquare, waktu browsing-browsing tempat makan di sekitar hotel dan di-sort berdasarkan rating. Ternyata ratingnya lumayan tinggi. Begitu sampe sana untuk makan malam, ruame banget banyak yang antri. Untungnya kami cuma berdua jadinya gampang diselipin. Kalo diliat dari menu, yang paling mengundang dan sepertinya banyak dipesan turis domestik adalah iga bakar. Tapi kalo bule-bule sih keliatannya random aja pesennya, soalnya di sini menunya lumayan beragam. Kami pesan iga sambal matah dan nasi goreng iga. Enak dan empuk dagingnya.
Hujan Locale
Lokasi: Jalan Sri Wedari, Ubud.
Hujan Locale ini adalah salah satu restoran yang digawangi oleh chef Will Meyrick yang juga pemilik E&O, Mama San, Sarong, Som Chai, serta beberapa resto ternama lainnya. Kalau mau ke sini dengan grup besar, sepertinya mesti booking jauh-jauh hari karena sering fully-booked. Di sini menu yang diangkat adalah berbagai masakan Nusantara yang dipoles dengan tampilan lebih berkelas. Kombinasi bumbu dan rasanya juga sangat kuat, bahkan beberapa bisa dibilang agak terlalu pedas (buat lidah bule). Tapi enak!
Nusantara by Locavore
Lokasi: Jalan Dewisita, Ubud.
Salah satu restoran andalan kalau bawa tamu luar yang mau mencicipi kuliner khas Indonesia yang otentik di Bali. Hampir sama seperti Hujan Locale, di restoran Nusantara ini juga mereka mengusung masakan tradisional di beberapa tempat di Indonesia yang biasanya agak sulit didapatkan karena bukan masakan sehari-hari, bahkan beberapa menu mesti dimasak beberapa jam sebelumnya. Selain makanannya yang otentik dan berkualitas, kami juga suka minuman cocktailnya yang memiliki base rasa rempah-rempah tradisional.
Cinta Grill and Inn
Lokasi: Jalan Monkey Forest, Ubud
Cafe ini lokasinya ada di depan hotelnya, jadi kalau menginap di sini bakal dapat breakfast di cafenya. Bentuknya yang semi terbuka membuat atmosfernya terasa santai dan menyenangkan. Di sini ada makanan Indonesia maupun Western. Yang kami suka dari restoran ini adalah servisnya yang lumayan cepat meskipun seringkali ramai sekali pengunjungnya. Selain itu di sini juga ada Happy Hour buy 1 get 1 untuk mojito setiap jam 5-7 sore.
Cafe Pomegranate
Lokasi: Jalan Subak Sok Wayah, Ubud.
Selain lokasinya yang masih dikelilingi sawah, kami juga suka bentuk bangunan Pomegranate yang seperti rumah panggung raksasa dengan atap kerucut. Tempat duduknya ada yang lesehan dengan posisi paling dekat dengan pemandangan sawah. Menu di sini beragam dari menu masakan Indonesia, Asian serta Western. Porsi makanan di sini cukup besar. Untuk ke sini kalau lagi santai bisa jalan kaki dari depan gang di Jalan Raya Ubud atau kalau malas jalan kaki biasanya bisa naik ojek. Tidak bisa naik mobil.
Namaskara Coffee & Superfoods
Lokasi: Jalan Tirta Tawar, Petulu.
Tempat ini kami masukkan ke dalam daftar 1o Coffee Shop Recommended di Ubud karena memang kopinya enak. Tapi selain kopi, makanannya juga enak. Mereka mengusung tema superfoods alias makanan sehat. Jadi kalau tidak salah di sini tidak ada daging. Kami pesan nasi campur dan meskipun tidak pakai daging tapi rasanya enak. Tempatnya juga enak buat nongkrong sambil laptopan.
Warung Bintang Bali
Lokasi: Jalan Tirta Tawar, Ubud.
Lokasi warung ini lumayan jauh dari pusat kota Ubud. Tapi karena itu suasananya jadi lebih tenang dan damai karena di sekelilingnya masih banyak pemandangan hijau dari sawah-sawah. Bangunannya semi terbuka sehingga adem karena dilewati oleh angin semilir. Harganya tidak terlalu mahal dibandingkan cafe-cafe yang ada di pusat kota Ubud.
Locavore to Go
Lokasi: Jalan Dewisita, Ubud.
Belum pernah ke Locavore, cuma pernah coba Locavore to Go ini. Intinya, tempat ini selain jual daging juga menyajikan beberapa menu simple yang dibuat pakai meat product tersebut. Jadi menunya memang cuma burger, hotdog, dll. Pokoknya berbagai jenis roti yang bisa diisi pakai daging. Kalau suka, nanti bisa beli dagingnya dari toko daging untuk dibawa pulang. Rasanya sih enak, tapi harganya lumayan tinggi.
Halal Ubud Burger
Lokasi: Jalan Raya Ubud.
Sudah terlihat jelas dari judulnya kalau di sini salah satu tempat yang menyajikan makanan halal dan menunya adalah berbagai variasi burger, sandwich serta ada juga salad dan soup. Sebagian besar menu burgernya sudah termasuk kentang goreng. Tempatnya agak kecil tapi ada 2 lantai. Kadang antriannya bisa sampai ke jalanan.
Dumbo
Lokasi: Jalan Raya Sanggingan, Kedewatan, Ubud.
Sebetulnya ke sini cuma 1 kali waktu abis jalan kaki dari Campuhan Ridge dan keluar di Sanggingan. Lokasinya di pinggir jalan raya dan lumayan enak interiornya. Kopi dan smoothie-nya enak. Barangkali kalau lagi ada di dekat Bintang Supermarket bisa jalan kaki mampir ke sini.
The Elephant
Lokasi: Jalan Raya Sanggingan, Kedewatan, Ubud.
Salah satu cafe yang buka lumayan pagi di daerah Sanggingan. Menu di sini vegetarian, tapi tidak masalah karena banyak sekali variasi menunya, khususnya untuk sarapan. Cuma porsinya memang agak kecil, cocok buat yang ga suka makan banyak pagi-pagi. Yang menyenangkan dari The Elephant ini adalah pemandangannya yang tepat ada di seberang Campuhan Ridge Walk. Jadi pagi-pagi bisa sambil nontonin orang-orang yang lari pagi, sekedar jalan kaki sampai yang foto prewed di seberang lembah sana.
Milk & Madu
Lokasi: Jalan Suweta, Ubud.
Buat kalian yang tau Milk & Madu di Canggu, ini bisa dibilang cabangnya di Ubud. Lokasinya sentral banget, di sebelah Babi Guling Ibu Oka dan di seberang Ubud Palace. Bangunannya besar dan beratap tinggi. Menunya sebagian besar Western food dan memang kopinya enak. Cocok untuk brunch santai bersama teman ataupun keluarga.
Casa Luna
Lokasi: Jalan Raya Ubud.
Sebetulnya ini rekomendasi Adam karena dulu waktu Adam bikin travel guide untuk Bali, hampir setiap hari dia nongkrong di sini. Makanannya banyak menu masakan Indonesia, tapi disajikan dengan lebih berkelas karena memang banyak bule yang suka nongkrong di sini. Beberapa kali terakhir kami ke sini kalau lagi pengen dessert aja. Cake yang recommended: banoffee pie dan key lime pie!
Sudah cukup banyak kan ya pilihan tempat makan di Ubud-nya? Selamat kulineran di Ubud!
The post Makan Apa di Ubud? Intip daftar tempat makan kami selama liburan di Ubud appeared first on Pergi Dulu.