Quantcast
Channel: Pergi Dulu
Viewing all 891 articles
Browse latest View live

The Pier, Cathay Pacific Business Class Lounge di Hong Kong Airport

$
0
0

Ada yang sudah pernah merasakan pengalaman Cathay Pacific Business Class Lounge di Hong Kong Airport? The Pier Business Class Lounge yang sebenarnya sudah dibuka sejak tahun 2001 ini dipermak jadi wajah baru di tahun 2015. Kalau dalam perjalanan menuju Nagoya dari Jakarta kami transit di Hong Kong dan sempat merasakan pengalaman transit di The Pier First Class Lounge, kali ini dalam perjalanan pulang dari Nagoya ke Jakarta kami kembali transit di Hong Kong dan mencoba pengalaman transit di The Pier Business Class Lounge.Lokasi The Pier Business Class Lounge Di Hong Kong Airport

Konsep Desain The Pier Business Class Lounge

Konsep utama dari lounge ini adalah mengangkat Hong Kong street life ke level standar mewah. Begitu masuk lounge ada semacam jalanan yang menembus beberapa ruang di lounge tersebut. Kiri kanannya ramai dengan meja kursi serta sajian makanan yang tersedia. Nuansa alam seperti cherry wood, limestone, bronze dan kulit pada perabotan yang digunakan membuat suasana lounge ini jadi menyenangkan dan menenangkan. Desain lounge ini benar-benar berhasil mewujudkan slogan Cathay Pacific “a life well traveled”.Business Class Lounge The Pier Hong Kong

Fitur The Pier Business Class Lounge

Secara ukuran, The Pier Business Class Lounge jauh lebih luas dibandingkan The Pier First Class Lounge. Business Class Lounge ini meliputi area seluas 3.306 meter persegi dan bisa menampung 550 orang. Fitur yang ditawarkan pun tak kalah dari First Class Lounge.

  • Food Hall — secara umum ada 2 bagian di Food Hall ini. Bagi yang tidak punya waktu terlalu banyak, ada deretan pilihan makanan yang bisa diambil sendiri alias self-service, seperti roti, tapas, keju, salad, makanan panas dan makanan dingin. Kalau waktunya cukup banyak, bisa pilih makanan yang lebih berat dan bisa lebih santai makannya. Makanannya ada di balik kaca dan kalau mau tinggal tunjuk saja, nanti staff akan mengambilkan dan menyajikan di piring.
  • Coffee Cart — ini literally ada gerobak kopi di dalam lounge. Basically karena mereka ingin memasukkan unsur gerobak makanan khas Asia ke dalam lounge ini. Jangan terkecoh, meskipun bentuknya gerobak tapi mereka menggunakan mesin kopi dan biji kopi berkualitas tinggi serta barista yang memiliki skill.

  • Bar — sebuah meja bar dengan suasana casual bagi yang ingin wind down dengan berbagai jenis minuman beralkohol.
  • The Noodle Bar — area ini khusus menyajikan berbagai sajian mie yang baru dibuat saat ada pesanan sehingga fresh. Kami lagi-lagi pesan Wonton Noodle karena sudah tahu kalau itu enak 😉

  • Tea House — salah satu area kesukaan kami. Ruangan luas dan tenang dengan banyak sekali tempat duduk. Pengunjung bisa menikmati 10 pilihan teh yang ditawarkan. Kalau bingung mau pilih yang mana, ada sample daun teh yang bisa dicium dulu aromanya. Teh disajikan menggunakan satu set tea pot dan cangkir teh. Selain itu tersedia juga beberapa jenis cake dan cemilan kue yang pas buat nemenin minum teh. Kegiatan minum teh ini pas banget dinikmati sehabis mandi sebelum balik lagi ke pesawat. Biar seger & relaks gitu.

The House Di The Pier

  • Solo Chair — ada 23 kursi individual yang dilengkapi dengan lampu baca serta meja kecil di pinggirnya. Ini cocok buat yang mau suasana lebih tenang, bisa dipakai untuk kerja ataupun istirahat.
  • Bureau — buat yang masih perlu kerja saat transit, ada 10 meja kerja yang dilengkapi dengan iMac computer. Jangan khawatir karena wifi tersedia di seluruh area lounge.

  • Relaxation Room — kalau Solo Chair masih kurang relaxing, di area paling ujung lounge ini ada beberapa lounge yang disekat dengan kayu-kayu tipis. Kursi panjangnya bisa dipakai tidur selonjoran karena ada sandaran kepala dan sandaran kaki sehingga bisa meluruskan kaki. Di area ini tenang banget dan lampu kuningnya juga bikin relaks sehingga kalau memang waktunya cukup bisa lah bobo-bobo cantik sebentar sebelum lanjut terbang lagi.
  • Kamar mandi dan loker

Relaxation Room Di The PierGimana, sekarang udah ga ragu-ragu lagi dong buat transit di Hong Kong Airport dan ambil Cathay Pacific Business Class biar bisa relaks di The Pier Business Class Lounge? 😉

The Pier Business Class Lounge Hong Kong Airport
Lokasi: Terminal 1, lantai 6, dekat Gate 65 dan The Pier First Class Lounge
Jam buka: 05:30 – keberangkatan terakhir
Yang bisa masuk: setiap penumpang First Class dan Business Class, anggota Marco Polo Club Silver ke atas, serta pemegang oneworld Emerald dan Sapphire. 

The post The Pier, Cathay Pacific Business Class Lounge di Hong Kong Airport appeared first on Pergi Dulu.


Cara Meyakinkan Orang Tua Agar Diijinkan Solo Female Traveling

$
0
0

Topik yang satu ini sering banget ditanyain khususnya kepada cewek-cewek yang sering traveling sendirian. “Gimana cara dapet ijin dari orang tua?” “Koq dibolehin sama orang tua?” “Orang tua ga suka khawatir ya kalo traveling sendirian?” Memang sih urusan yang satu ini agak tricky, khususnya buat keluarga yang mungkin lebih strict terhadap anak perempuan.

Buat sahabat dan teman-teman saya yang kenal keluarga saya dari kecil, mungkin tidak akan menyangka kalau ujung-ujungnya saya jadi orang yang suka keluyuran dan jarang pulang ke rumah. Masih ingat betul saat almarhumah ibu marah besar ketika saya pulang ke rumah sore menjelang magrib padahal jam bubaran sekolah sudah lewat berjam-jam. Saya juga masih ingat pernah baca chinese horoscope yang mengatakan kalau shio ayam (ya…itu saya) orangnya suka keluyuran dan ga betah di rumah. Hebat…ternyata horoskopnya tepat! *clap hands*Naik unta di Gurun Sahara, MarokoSaya sendiri mulai terekspos jalan-jalan sejak ibu saya meninggal di tahun 2006. Itu pun awalnya jalan-jalan bersama almarhum bapak yang sebenarnya suka banget keluyuran 😉 Karena bapak suka jalan-jalan dan mungkin pada dasarnya kebanyakan bapak-bapak lebih cuek, ya saya lebih bebas kalau mau pergi-pergi. Mulai dari jalan bareng teman yang dikenal keluarga sampai jalan dengan teman yang random ketemu di jalan.

Sejak bapak meninggal tahun 2012, sudah tidak ada lagi keluarga inti di sekitar saya sehingga saya tidak perlu meminta ijin keluarga. Mungkin ada yang bilang situasi saya ‘menguntungkan’ buat yang suka jalan-jalan sehingga tidak perlu repot minta ijin. Karena saya kurang bisa ngasih tips berguna buat minta ijin orang tua untuk solo female traveling, saya tanya 10 teman solo female traveler untuk bagi tips dan pengalaman mereka. Silakan simak apa kata mereka tentang cara meyakinkan orang tua agar diijinkan solo female traveling!Cara Meyakinkan Orang Tua SFT

Apa kata Ina?

Gue mulai solo traveling setelah bekerja dan punya uang sendiri jadi secara usia sudah dewasa dan dianggap bisa menjaga diri. Tentu saja orang tua bisa mengijinkan solo traveling setelah melihat kalau selama ini gue bisa mandiri dan bertanggung jawab di rumah. Jadi intinya buktikan kepada orang tua kalau kita bisa mandiri dan bertanggung jawab dimulai dari rumah. Kalau nggak bisa beresin kamar atau cuci piring sendiri, rasanya wajar saja jika orang tua tidak yakin loe bakal survive jalan sendiri. Satu lagi tipsnya biar orang tua gampang kasih ijin traveling, jangan lupa belikan mereka oleh-oleh tiap kali pulang traveling, yah semacam sogokan gitu, hehehe.

Apa kata Bijo?

Buat mereka percaya kalo saya mampu menjaga diri sendiri selama traveling. Biasanya sebelum traveling saya memberikan salinan dokumen perjalanan dalam bentuk pdf atau hardcopy yang terdiri dari scanan tiket pesawat, bookingan hostel, itinerary perjalanan, dan daftar nomor telepon orang yang saya akan temui di jalan (kalo ada), kepada orang rumah supaya mereka bisa tau ke mana tujuan saya. Kalo nemu wi-fi saya biasanya akan langsung mengabari orang rumah.

Apa kata Akid?

Kasih tahu itinerary dan kasih gambaran kira-kira di sana kondisinya seperti apa. Jadi orang tua punya gambaran akan kayak gimana anaknya nanti. Plus dengan ngasih tahu rencana ini, orang tua tenang karena anaknya well prepared.

Apa kata Winny?

Karena dari kecil sudah terbiasa mandiri maka orang tua sudah mengetahui hobiku sehingga sudah diizinkan asalkan jelas tujuan dan mau kemana. Paling tidak jelas tinggal di mana. Bagi yang belum terbiasa, yakinkan orang tua tempat yang dikunjungi aman serta kamu bisa jalan-jalan sendiri. Yang belum terbiasa coba jalan-jalan di daerah sekitar misalnya trip sendiri ke Bali, ke Yogyakarta atau ke Belitong tanpa tour guide dan jika lulus maka bisa deh jalan-jalan sendiri.

Apa kata Kadek Arini?

  • Yang pertama, don’t let them know too much about the destination you would go, karena terkadang orang tua lebih mudah terprovokasi dengan berita yang muncul di media.
  • Yang kedua, tapi tetap beritahu orang tua rencana kalian, tempat yang akan didatangi,
  • Ketiga, selalu kasih kabar ke mereka, kalau bisa tiap hari, ada dimana atau sedang naik apa,
  • Keempat, yakinkan mereka kalau you’ll be fine, dan sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan. Kalau kamu sedikit-sedikit saja masih meminta orang tua untuk membantu menyelesaikan masalahmu, sangat impossible untuk kamu dapat izin. So it depends on how you deal with the problems in front of your parents too !

Solo Female Traveler Indonesia - Kadek

Apa kata Twelvi?

Mungkin karena aku udah hidup terpisah dari orang tua sejak 10 tahun yang lalu, orang tua dan keluarga udah tau aku bisa mandiri dan jaga diri. Jadi nggak pernah ada kesulitan ini sih selama ini. Tapi buat yang masih perlu ijin orangtua, yakinkan bahwa kalian udah urus semuanya sedetail mungkin. Kalo perlu, kirimin foto itinerary, tiket pesawat, bookingan hotel dan paspor kita. Dan selama traveling, sesekali tetap komunikasi dengan keluarga supaya mereka nggak kuatir dan lain kali jadi lebih percaya. 🙂

Apa kata Mariza?

Hehe. Cara aku sedikit ekstrim. Baru kasih tau ke keluarga pas sudah di airport. Sebenarnya bukan minta ijin, tapi minta doa restu. Gitu aja. Biasanya aku kasih tau mau ke mana aja dan pulangnya kapan. Orang tua kadang susah diyakinkan jika kita tidak bisa membuktikan kalau kita bisa. Ya ga? Hehe.

Apa kata Bulan?

Dengan nunjukin persiapan yang matang dan nggak membagi kekawatiran ke mereka. Saat persiapan kita baik, kita sudah lebih punya bayangan akan kondisi di tempat tujuan. This knowledge helps us feeling more secure. Like we know what we’re doing. Auranya kelihatan yakin. Nah orangtua biasanya jadi percaya kalau lihat anaknya sudah yakin dan paham sama apa yang akan dilakukan. Walaupun mungkin sebenarnya kebat-kebit, tapi jangan sampai ketahuan!! Hihi.

Juga, penuhi janji kalau sudah diucapkan. Janji kasih kabar kalau sudah sampai, penuhi. Janji kabarin paling enggak sehari sekali, penuhi. Jadi orang tua juga tenang tahu keadaan kita.

Apa kata Nuri?

Menjadi orang yang mandiri dan orang tua mengakui akan hal itu, dan yakinkan mereka bahwa kamu akan pulang dengan keadaan sehat, selamat dan utuh tanpa kekurangan suatu apapun.

Apa kata Famega?

Orang tua saya percaya sepenuhnya saya bisa menjaga diri, jadi saya tidak perlu izin. Tapi tentu saja saya selalu pamitan dan memberitahu rencana saya. Selama di perjalanan saya selalu memberikan kabar saya ada di mana dan sama siapa, lengkap dengan foto-foto agar orang tua tidak khawatir. Juga kalau ada apa-apa mereka tahu terakhir saya ada di mana.

Tuh kan….situasi perijinan dari orang tua ini berbeda-beda, ada yang gampang banget dapet ijin, ada yang baru bilang setelah di jalan dan ada yang mungkin agak sulit. Silakan diresapi tips dan trik dari kami, siapa tahu ada yang cocok diterapkan oleh kamu untuk dapat ijin solo female traveling. Ada yang biasanya melakukan tips/trik lain saat mau minta ijin jalan-jalan sendirian? Boleh dong di-share di kolom komen 😉

The post Cara Meyakinkan Orang Tua Agar Diijinkan Solo Female Traveling appeared first on Pergi Dulu.

Review: Fly Inn Hostel, Taichung, Taiwan

$
0
0

Setelah pengalaman yang mengecewakan menggunakan AirBnB di Taipei City, kami mencoba opsi lain dengan memilih untuk menginap di hotel biasa untuk trip kami di Taichung. Ternyata keputusan kami tidak salah karena Fly Inn Hostel yang kami inapi memiliki value for money yang bagus.

Karena biasanya kami lebih suka menginap di private room dibandingkan dorm, kami sudah tahu kalau harganya pasti akan lebih mahal dibandingkan akomodasi yang umumnya dipakai oleh para backpacker. Dan ternyata Taiwan tidak semurah negara-negara lainnya di Asia. Oleh karena itu kami sangat senang bisa menemukan kamar yang harganya di bawah US$30 per malam!Fasilitas Fly Inn Hostel TaichungBerjarak hanya sekitar 10 menit jalan kaki dari stasiun kereta api utama di Taichung, hotel ini memiliki lokasi yang bagus. Selain itu Fly Inn Hostel juga dekat banget dengan Taichung Park dan Yizhong Street Night Market. Tidak ada tanda di depan bangunan hostel dan dari depan sama sekali tidak terlihat seperti sebuah hostel. Kami tanya orang yang lewat di depan sana dan mereka dengan yakin menunjuk pada bangunan tersebut. Oh ya, jangan takut bertanya karena orang Taiwan sangat ramah dan helpful.
Saat itu (Maret 2017) Fly Inn Hostel terasa sangat baru! Fittings-nya bersih dan tidak ada yang rusak. Cat tembok masih terlihat fresh dan kamar mandinya pun mengkilat.
Fasilitas Fly Inn HostelFasilitas yang tersedia di kamar cukup lengkap: kamar mandi dalam dengan air panas, AC, kulkas, lemari baju, meja, kursi, 2 buah gelas, hairdryer, toiletries set, TV dengan channel internasional dan wifi yang cukup cepat. Bisa dibilang semua yang kamu butuhkan ada di sana. Setiap hari di depan kamar digantung sebuah kantung kain berisi toiletries set baru.Toiletries Set Baru Setiap HariKamarnya agak kecil sih, tapi tidak masalah karena cukup nyaman. Satu-satunya kekurangan yang kami rasakan adalah waktu itu suhunya sangat dingin di luar sedangkan di dalam kamar tidak ada pemanas. Tidak parah banget sih, tapi kurang ideal saja. Setelah lewat 1 malam, besoknya kami tanya apakah mereka punya heater dan staff-nya dengan sigap meminjamkan heater yang ada di lobby. Bawa saja ke kamar, katanya. Lumayan…meskipun heaternya kecil tapi bisa naikin suhu ruangan sedikit 😉Secara keseluruhan, menurut kami Fly Inn Hostel fantastik untuk harga yang ditawarkan. Selain merupakan salah satu hotel termurah yang kami temukan, Fly Inn Hostel juga cukup bagus. Biasanya murah dan bagus agak susah ditemukan bersama, tapi dua hal ini ada di Fly Inn Hostel. Coba deh nginap di sini kalau ke Taichung!

Fly Inn Hostel
No. 10, Lianwu Road, East District, 401 Taichung, Taiwan
+886 985 603 099
Double Room: Rp350.000

Cek Harga di Booking.com

The post Review: Fly Inn Hostel, Taichung, Taiwan appeared first on Pergi Dulu.

14 Cafe Kekinian di Bali: Instagrammable & Trendy

$
0
0

Sepertinya sekarang Bali sudah jadi destinasi wisata yang sangat populer bukan cuma saat liburan panjang, tapi setiap hari. Beberapa titik di Bali mengalami kemacetan hampir sepanjang hari saking banyaknya kendaraan yang lalu lalang. Pertambahan jumlah turis bukan cuma dari wisatawan mancanegara namun dari wisatawan domestik juga. Seiring dengan semakin ramainya pengunjung Pulau Dewata, tentunya semakin banyak pula cafe-cafe trendy di Bali.

Kami terakhir kali ke Bali bulan Desember 2016 lalu, dalam rangka kumpul-kumpul bersama keluarga yang datang dari Australia. Ketemu di tengah-tengah gitu ceritanya. Sebelum berangkat kami (terutama Adam sih) sudah semangat ngumpulin list tempat-tempat yang akan dikunjungi. Bukan tempat wisata, kebanyakan cafe atau coffee shop gitu. Maklum, udah lama ga ke Bali dan baca-baca dari sosmed ada banyak banget cafe kekinian yang menarik di Bali.

Berikut ini beberapa cafe kekinian di Bali yang sempat kami kunjungi:

Sisterfields

Bisa dibilang Sisterfield ini ada di peringkat atas daftar cafe kekinian di Bali. Meskipun desain interiornya simple minimalis, tapi ambience dari tempat ini bikin Sisterfields selalu menggoda untuk dijadikan tempat brunch, dinner atau sekedar ngopi-ngopi. Makanan dan kopinya tidak usah diragukan lagi. Karena itu Sisterfields hampir selalu ada waiting list, kecuali kamu datangnya pagi pas baru buka 😉Sisterfields Saat Ramai

Pison Coffee

Tergantung waktunya, kadang Pison Coffee bisa crowded banget, kadang bisa serasa milik sendiri. Banyak yang ke sini sambil bawa laptop juga karena bagian atasnya lumayan enak buat kerja sambil ngafe. Tapi buat makan berat juga bisa banget karena makanan & minumannya recommended.

Sea Circus

Meskipun bukan cafe baru tapi Sea Circus ini masih punya reputasi yang bagus yang sudah diraihnya selama 10 tahun ini. Makanan dan minuman yang disajikan sangat cocok dengan hawa-hawa pantai di Seminyak. Selain itu penampakan dari depannya seringkali bikin orang jadi pengen mampir atau sekedar foto di bench dengan latar belakang mural painting warna-warna cerah.Sea Circus Seminyak Bali

Ippolito Specialty Coffee

Dari namanya memang terkesan kalau ini tempat khusus untuk ngopi padahal di sini ada menu makanan yang menarik dan berbagai pilihan anggur. Atmosfer Ippolito pun bukan seperti coffee shop pada umumnya karena di sini ada kolam renang yang bisa dipakai gratis oleh tamu cafe!! Kalau malas basah-basahan, ada banyak spot yang instagrammable di cafe ini.

Crate Cafe

Jangan terkecoh dengan penampakannya yang polos dan terlihat seperti bangunan setengah jadi. Tembok semen halus, keramik putih dan rangka besi yang terekspos memang gaya yang dipilih untuk memberikan kesan trendy. Pilihan menunya cukup bervariasi, ada muesli, smoothie bowl, toast hingga omelette. Harganya cukup terjangkau.

Revolver Espresso

Pertama kali ke sini mungkin agak susah carinya karena lokasinya agak nyempil di dalam gang dan dari luar ga keliatan dalamnya seperti apa. Tapi begitu buka pintu kayu kecil bertuliskan “Revolver”, di dalamnya ada sebuah coffee shop sekaligus cafe karena selain kopi yang kualitasnya papan atas di Bali, di sini juga ada all-day breakfast.

Baby Revolver

Kalau merasa Revolver yang di dekat Seminyak Square terlalu ramai, bisa coba melipir ke Baby Revolver. Tempatnya memang mungil banget, tapi terasa lebih personal dan relaxing. Kualitas kopinnya sama dengan Revolver dan di sini juga bisa pesan makanan dengan menu yang sama (kemungkinan makanan dikirim dari Revolver yang lokasinya tidak terlalu jauh juga sih).Baby Revolver Espresso Bali

Nook

Awalnya cuma terlihat seperti sebuah warung sederhana di pinggir sawah. Siapa yang menyangka kalau beberapa tahun kemudian tempat ini jadi hits sehingga menambah bangunan di kiri kanannya. Di tengah suasana Bali yang semakin padat, memang Nook punya daya tarik tersendiri dengan pemandangan sawah yang saat ini sudah semakin berkurang.Pemandangan Sawah Dari Nook Umalas

Milk & Madu

Kalau lagi ada di daerah Canggu bolehlah mampir ke tempat ini. Bentuknya berupa bangunan pavilion besar bergaya Bali dengan kebun kecil yang bisa jadi tempat lari-larian bagi anak-anak. Sementara orang tuanya menikmati kopi dan Western breakfast seperti eggs benedict dan skillet eggs, anak-anak punya ruang gerak yang cukup luas dan masih terawasi.

The Fat Turtle

Berlokasi di Jalan Petitenget yang memang penuh dengan cafe-cafe bagus, The Fat Turtle ini nyempil dengan bangunan yang tidak terlalu besar tapi menawarkan atmosfer yang nyaman dan desain interior yang sangat instagrammable. Menu di sini merupakan perpaduan menu barat dan Indonesia, baik untuk makanan ataupun minumannya.Fat Turtle Seminyak Bali

Corner House

Ingin menikmati kopi enak dengan suasana yang santai? Corner House menyediakan kopi yang di-supply dari Revolver ditambah menu makanan yang cukup banyak pilihannya. Cafe ini memiliki penampakan yang modern dan ada area teduh di bagian luarnya.Corner House Seminyak

Grain Cafe

Kalau biasanya banyak cafe-cafe bagus di daerah Seminyak ke arah Canggu, Grain Cafe ini memberikan pilihan buat yang sedang berada di daerah Double Six. Mereka menawarkan kopi enak dan berbagai pilihan comfort food. Outfitnya menyenangkan dan ada area semi outdoor di lantai atasnya.Lantai Bawah Grain Cafe

Peloton Supershop

Belakangan ini mulai banyak bermunculan cafe-cafe di Bali yang menyambut para vegan, Peloton Supershop salah satunya. Dengan tema sepeda yang terpampang jelas dari dekorasi di tembok-temboknya, cafe ini menyajikan white coffee menggunakan almond milk atau soy milk. Untuk makanan, ada berbagai smoothie bowl yang memang sedang nge-trend.Bagian Dalam Peloton Supershop Canggu

Azul Beach Club

Dari namanya memang tempat ini merupakan beach club. Tapi dari pengalaman kami menikmati makanan, minuman dan leyeh-leyeh di pinggir infinity pool-nya, Azul Beach Club bisa banget dijadikan tempat ngafe bareng teman atau bahkan dinner spesial dengan keluarga. Bonus pemandangan tepat di bibir Pantai Kuta.Tiki Bar Azul BaliBukan cuma cafe-cafe trendy-nya yang semakin menjamur, opsi akomodasi di Bali juga semakin banyak mulai dari range yang paling budget sampai yang paling mewah. Kemarin ini kami juga sempat nyicip nginap di beberapa hotel seperti The Trans Resort dan Discovery Kartika Plaza yang ternyata cocok banget buat liburan bersama keluarga.Traveloka Promo Flight Dan HotelLiburan ke Bali kini jauh lebih mudah karena kita bisa pesan paket tiket pesawat dan hotel di Traveloka.

Kalau pesan tiket pesawat bareng dengan pesan hotel, bisa hemat lebih banyak dan prosesnya pun ga repot. Sekali pesan langsung deh beres rencana perjalanannya. Dulu sih kami juga masih suka go-show (baru cari akomodasi saat sudah sampai di tujuan), tapi sekarang dengan tersedianya banyak sekali pilihan akomodasi dan tawaran harga eksklusif dari Traveloka, kami pilih yang praktis aja deh.

Sudah siap ngubek cafe-cafe kekinian di Bali? 😉

The post 14 Cafe Kekinian di Bali: Instagrammable & Trendy appeared first on Pergi Dulu.

Trang An: Lokasi Syuting Film Kong Skull Island di Ninh Binh, Vietnam

$
0
0

Sudah nonton film Kong: Skull Island yang rilis awal tahun 2017 ini? Kalau biasanya sebagian besar film-film Hollywood lokasi syutingnya jauh dari Indonesia, kali ini gampang banget kalau mau mengunjungi beberapa lokasi syuting film Kong: Skull Island. Vietnam, negara tetangga kita yang masih sama-sama berlokasi di Asia Tenggara ketiban rejeki dengan digunakannya beberapa spot di negara tersebut untuk pembuatan film Kong ini.

Disebut rejeki karena sejak film Kong jadi banyak wisatawan yang mau mampir ke tempat-tempat syuting tersebut, apalagi lokasinya tidak terlalu sulit dijangkau dan terbuka untuk umum. Pertengahan bulan April 2017 lalu kami mendapatkan undangan media trip ke Vietnam dari VNAT (Vietnam National Administration of Tourism) dengan fokus untuk mengekspos lokasi-lokasi syuting film Kong di Vietnam. Salah satunya adalah Trang An Complex yang berada di Propinsi Ninh Binh.Trang An Complex Di Ninh Binh

Ada Apa di Trang An?

Trang An Complex merupakan suatu area di mana banyak terdapat bukit-bukit kapur menjulang tinggi serta gua-gua bawah tanah yang hanya bisa diakses melalui sungai. Buat yang sudah pernah ke Ha Long Bay pasti sudah terbayang pemandangan bukit-bukit hijau yang berjejer di sebuah area perairan luas. Nah….hampir mirip seperti itu, bedanya di Trang An ini lebih banyak daratan, oleh karena itu banyak yang menyebut Trang An sebagai “Ha Long Bay of the land”.

Meskipun bukit-bukit di Trang An terhubung dengan lahan-lahan subur yang ditumbuhi oleh lebatnya pepohonan, cara terbaik yang dijual oleh pihak pariwisata setempat adalah dengan menggunakan perahu kayuh. Ada ratusan perahu yang bersender di sekeliling pulau buatan di tengah area sungai yang dijadikan dermaga untuk boat tour di Trang An.Boat Tour Di Trang AnPerahunya terbuat dari besi ringan serta lapisan bambu untuk alas duduk dan pijakan kaki di bawah. Kapasitas maksimal penumpang 4 orang, ditambah 1 orang pengayuh yang duduk di paling belakang. Buat yang sudah pernah ke Tam Coc, boat tour ini mungkin terdengar serupa dengan yang di Tam Coc. Bedanya di Tam Coc mereka mengayuh perahu dengan kaki, di Trang An ini dengan tangan saja. Pemandangannya pun berbeda sih.

Begitu meninggalkan dermaga yang kadang hiruk-pihuk dengan puluhan bahkan ratusan turis yang datang dan pergi, kita akan mulai merasakan ketenangan dari Trang An Complex ini. Suara cicit burung terdengar menemani perahu yang melaju perlahan tapi pasti. Beberapa warga lokal terlihat hilir mudik menyeberangi sungai ke berbagai arah.Ha Long Bay Of The LandArea sungai yang tadinya lebar mulai terlihat menyempit. Terlihat tidak ada jalan lagi di depan selain bukit batu yang menjulang tinggi. Namun perahu tetap melaju ke arah batu tersebut hingga akhirnya baru saat dekat kami bisa melihat celah rendah antara permukaan sungai dengan bebatuan yang menggantung. Rupanya kami akan memasuki gua! Sang pengayuh perahu dengan sigap melakukan manuver belok kiri kanan tajam di dalam gua sungai bawah tanah yang sempit dan gelap tersebut.

Bebatuan menonjol di kiri kanan perahu bahkan di atas kepala kami. Namun para pengayuh perahu sudah hafal banget jalur mana yang harus diambil agar para penumpangnya tidak ada yang kejedot batu. (Walaupun tetap saja sih beberapa kali dia harus meneriakkan “Awas kepala!” agar para penumpang yang berbadan tinggi agak menunduk posisinya). Guanya tidak semuanya gelap gulita. Untuk gua yang panjang ada lampu-lampu kecil yang digantung di atasnya.Masuk Gua Bawah Tanah Di Trang AnDalam boat tour yang berdurasi sekitar 2 jam itu kami keluar masuk beberapa gua dan melewati beberapa bangunan pagoda, ada yang berada di tengah air, ada juga yang dibangun di sisi sungai. Meskipun terdengar lama, namun 2 jam ternyata tidak terasa lama karena pemandangan yang dilihat sangat beragam jadinya tidak membosankan.Keliling Trang An Naik Boat

Scene Film Kong mana yang berlokasi di Trang An?

Oh ini tidak sulit untuk dibayangkan karena kalau biasanya antara kenyataan dengan film itu terlihat jauh berbeda karena banyaknya efek visual yang digunakan, di Trang An ini masih ada beberapa properti syuting film Kong yang sengaja ditinggalkan!

Masih ingat desa suku pedalaman yang diceritakan di film Kong: Skull Island? Itu loh…yang katanya menganggap Kong sebagai raja mereka karena Kong sangat melindungi desa tersebut. Nah….di sebuah pulau kosong di Trang An Complex tersebutlah lokasi tribal village tersebut. Begitu perahu kami menepi, kami langsung disambut oleh orang-orang yang berpakaian seperti tribal people yang ada di film, lengkap dengan aksesoris, tata rambut dan coreng-moreng di wajah. Wah…totalitas banget!!Tribe People Di Skull IslandDi lokasi syuting tersebut masih ada banyak rumah-rumah bambu yang digambarkan sebagai perkampungan tribal di film Kong. Lengkap dengan prop perapian, sayuran kering yang dijemur, kandang ayam, hingga tampah beras. Pokoknya banyak banget deh spot yang bisa dipake untuk foto-foto di sana, bahkan foto bareng warga lokal yang berpakaian tribal juga boleh banget. Mereka justru senang-senang aja difoto ataupun diajak selfie bareng 😉

Belum selesai sampai sini, jalanlah terus sampai ke ujung perkampungan tersebut karena di sana ada prop syuting yang lebih dahsyat. Di pinggir sungai ada potongan sayap pesawat yang diceritakan kandas puluhan tahun sebelumnya.Prop Film Skull Di Trang AnDan yang paling keren, ada river boat yang dalam film digunakan untuk kabur dari Skull Island. Itu loh…perahu yang dibangun dari sisa-sisa pesawat yang kandas. River boat tersebut masih bersandar manis di pinggir sungai yang sekarang sih dibangun dermaga agar pengunjung bisa naik ke atasnya tanpa becek-becekan lewat tanah. Bisa lah dapet foto keceh di sana, kayak saya yang waktu itu difotoin sama Marischka Prudence yang sama-sama diundang sebagai perwakilan travel blogger dari Indonesia.Selfie With Marischka Prue

Cara ke Trang An dari Hanoi

Sekarang kalo udah tertarik pengen ke sana, terus gimana caranya pergi ke Trang An? Paling gampang tentunya lewat Hanoi (jangan lewat Ho Chi Minh City…..jauuuuuuhh bro!)

  • Day Tour dari Hanoi –>  ini adalah cara yang paling ga ribet karena tinggal bayar paket tur semuanya sudah diurus. Pergi pagi pulang sore. Harga paketnya bervariasi tergantung tour agent dan isi paketnya. Sebagai gambaran, harga day tour dari Hanoi ke Trang An sekitar 550.000 VND per orang dan sudah termasuk transportasi bis, lunch buffet dan boat tour di Trang An. Selain Trang An, destinasi lain yang dikunjungi adalah Pagoda Bai Dinh yang memang tidak jauh dari sana dan merupakan pagoda terbesar di Asia Tenggara. Untuk yang mau ke Skull Island tinggal rikues ke guide-nya karena boat tour katanya ada 2 rute: rute merah (Ancient Trang An) dan rute biru (New Trang An). Lokasi syuting film Kong Skull Island ini adanya di New Trang An.

Lokasi Syuting Film Kong Skull Island

  • Independen –> Untuk ke Trang An, kota terdekatnya adalah Ninh Binh. Dari Hanoi ada direct train 5 kali per hari. Opsi lain adalah naik bis dari Giap Bat (Southern) bus station di Hanoi. Baik kereta ataupun bis akan makan waktu sekitar 2 jam dari Hanoi. Dari stasiun kereta ataupun terminal bis di Ninh Binh harus naik taksi lagi ke Trang An. Nanti di kantor tiket Trang An bisa beli tiket untuk naik perahu. Saat ini harganya 200.000 VND per orang dan 1 perahu berkapasitas 4 orang (tidak termasuk pengayuhnya). Kalau sudah sampai Ninh Binh boleh juga stay 1-2 hari di sana karena ada beberapa tempat lain yang bisa dieksplor dan opsi penginapannya pun cukup banyak.

Trang An Ninh Binh Vietnam

Opsi penginapan di Ninh Binh:

Opsi penginapan di Hanoi:

Rekomendasi travel agent untuk day tour ke Trang An: Vietravel

River Boat Film Kong Di Trang AnJadi, sekarang sudah siap sowan ke rumahnya Kong? 😉

The post Trang An: Lokasi Syuting Film Kong Skull Island di Ninh Binh, Vietnam appeared first on Pergi Dulu.

Savannah in Woodlands: Cafe Homey di Lembang

$
0
0

Sekilas tempat ini dari depan tampak seperti rumah biasa. Siapa yang menyangka kalau di dalamnya ada sebuah hotel dan cafe yang menyenangkan. Buat yang suka main-main ke Lembang, wajib banget tahu tempat ini. Hotelnya bernama Sandalwood Boutique Hotel dan sudah pernah kami review di sini.

Rupanya di bagian depan hotel ada cafe yang dibuka untuk umum, bukan cuma untuk tamu hotel saja. Cafenya diberi nama Savannah in Woodlands.Tampak Depan Savannah In WoodlandsBegitu masuk dari pintu depan, kita akan berada di area ruang tamu. Benar-benar seperti lagi bertamu ke rumah orang. Tempat duduknya ada yang berupa sofa panjang ada juga yang seperti meja makan panjang. Dindingnya dipenuhi dengan dekorasi ala rumahan. Beberapa berupa foto si pemilik dengan kudanya (konon pemilik tempat ini memang suka banget berkuda dan memiliki peternakan kuda – De’Ranch Lembang) dan ada juga lukisan lain.Savannah In Woodlands LembangDi satu sudut ada Grandpa’s clock — itu loh jam seperti lemari besar yang bandulnya berdentang nyaring di waktu-waktu tertentu. Beberapa rak tersebar di sana-sini dan diisi dengan pajangan-pajangan mungil. Ada yang berupa patung-patung kecil, banyak juga berupa perlengkapan makan seperti teko teh, cangkir, tempat bumbu dapur, dll. Yang menarik lagi, di ujung ruangan ada perapian dengan dinding bata merah, persis seperti rumah-rumah jadul ala Eropa. Pokoknya suasananya homey banget deh!Savannah In Woodlands Cafe Homey Di LembangKalau lebih suka nongkrong dengan suasana outdoor, Savannah in Woodlands ini juga ada beberapa tempat duduk di bagian belakang dengan pemandangan mengarah ke taman berumput hijau, kolam renang serta pohon-pohon pinus. Benar-benar cocok dengan nama cafenya yang bernuansa padang rumput hijau dan hutan.Cafe Savannah In Woodlands Di LembangSoal makanan ga usah khawatir karena tempat ini cocok baik untuk yang sekedar mau nongkrong santai ataupun makan berat. Berbagai cemilan seperti pisang goreng, roti bakar, lumpia goreng, kentang sosis siap menemani kongkow-kongkow kamu. Kopinya juga jangan dilewatkan karena mereka punya beragam minuman kopi.Pisang Goreng Di Savannah In Woodlands LembangUntuk makanan berat ada Western food dan Indonesian food. Kami suka banget dengan menu masakan Indonesianya karena meskipun jenisnya masakan tradisional seperti soto ayam, empal gentong, sop buntut dan rawon, tapi penyajiannya serta rasanya sangat berkelas. Khasnya di sini adalah mereka pakai nasi hijau sebagai untuk menggantikan nasi putih.Soto Ayam Di Savannah In WoodlandsSelain itu yang menarik di Savannah in Woodlands ini ada beberapa menu nasi rames yang sudah dipadupadan. Kami sempat coba nasi rames Kamani yang ternyata isinya adalah kombinasi nasi hijau, udang goreng cabe garam, oseng soun, perkedel kentang, kerupuk udang, lalap dan sambal. Rasanya enak banget!Nasi Rames KamaniJadi, tunggu apa lagi? Next time ke Lembang sehabis main ke De’Ranch jangan lupa mampir ke Savannah in Woodlands ini buat makan siang. Atau sekalian aja cobain nginap di Sandalwood Boutique Hotel-nya!

Savannah in Woodlands
Jalan Seskoau No.1, Lembang
(022) 2786104
savannahinwoodlands@gmail.com

Jam buka: setiap hari 10:00 – 22:00
Cemilan: ice cream vanilla Rp15.000, pisang goreng Rp15.000, tahu peletok Rp15.000

Makanan berat: nasi rames Kamani Rp75.000, soto ayam Rp45.000
Minuman: bandrek Rp15.000

 

The post Savannah in Woodlands: Cafe Homey di Lembang appeared first on Pergi Dulu.

Centre Hotel, Kaohsiung, Taiwan – Murah, strategis dan bagus!

$
0
0

Semakin bergeser ke arah selatan menjauhi Taipei, kami merasa harga hotel semakin murah. Murahnya beneran murah banget. Centre Hotel di Kaohsiung yang kami inapi ini sangat murah mengingat value yang ditawarkan.

Hanya dengan harga US$14 per malam, kita sudah mendapatkan sebuah kamar yang modern, bersih, memiliki ranjang yang besar, meja tulis, kursi kerja, toiletries, fasilitas membuat teh, TV LCD dengan channel internasional dan space yang sangat luas di kamar untuk menyimpan barang-barang bawaan kita.Kamar Di Centre HotelKamar mandinya memang sederhana, tapi yang penting bersih dan ada air panas. Namun karena tidak ada gorden di sekeliling keran shower, maka sebagian besar area lantai kamar mandi akan basah saat dipakai mandi.Harga hotel ini murah luar  biasa. Meskipun harganya lebih murah dari budget para backpacker pada umumnya, tapi fasilitasnya termasuk kategori flashpacker. Dengan harga segitu kamu mendapat kamar hotel yang proper. Salah satu hotel dengan value terbaik yang pernah kami dapatkan.

Oh apakah kami sudah bilang kalau harga tersebut sudah termasuk sarapan pagi? Sarapannya sederhana banget sih dan mungkin kamu lebih tertarik sarapan di luar sekalian cicip kuliner lokalnya, tapi setidaknya GRATIS toh 😉Fasilitas Di Centre Hotel KaohsiungHotel ini berlokasi tepat di pusat kota, dekat dengan bundaran besar. MRT terdekat hanya berjarak 30 detik (!!!!) jalan kaki dari depan hotel. Jadi yang geret-geret kopet tidak perlu khawatir repot. Di hotelnya juga ada lift koq ke setiap lantainya.

Tidak ada alasan untuk menginap di tempat lain di Kaohsiung kecuali kalau kalian memang punya budget yang sangat besar. FYI aja, untuk range harga di bawah $60, tidak ada banyak pilihan yang bagus. Jadi kenapa tidak sekalian pilih saja yang murah dan bagus?Ranjang Besar Di Centre Hotel KaohsiungTapi tentu saja hotel ini belum tentu cocok buat semua orang. Toh namanya juga budget hotel, jadi jangan mengharapkan kemewahan dan kesempurnaan dari pelayanannya. Meskipun demikian, menurut kami hotel ini cukup bagus untuk kebanyak orang dan kami sangat merekomendasikan untuk menginap di sini kalau mau ke Kaohsiung.Pemandangan Dari Kamar Di Centre Hotel KaohsiungPastikan cek dulu harganya supaya tidak ketinggalan kalau sedang ada harga spesial. Kemarin kami sempat cek Booking.com juga tapi harganya sedikit lebih mahal dari dulu. Tapi masih murah!

Cek Harga di Booking.com

Centre Hotel
No. 6, Zhongzheng Bridge, Xinxing District, Kaohsiung City
+886 7 285 2520
www.centrehoteltw.com

Double Room: Rp200.000 

Cek Harga di Booking.com

The post Centre Hotel, Kaohsiung, Taiwan – Murah, strategis dan bagus! appeared first on Pergi Dulu.

Main ke lokasi syuting film Kong Skull Island di Van Long Nature Reserve, Ninh Binh

$
0
0

Kalau sebelumnya kami sudah ceritakan 1 lokasi syuting film Kong: Skull Island yang ada di Vietnam, kali ini kami mau kasih tau 1 lagi lokasi syuting film Kong di Vietnam yang dibuka untuk umum dan tidak sulit untuk dikunjungi.

Van Long Nature Reserve berada di Propinsi Ninh Binh, kurang lebih 90 km dari Hanoi. Buat yang sudah berencana untuk mampir ke Trang An atau Tam Coc, bisa sekalian mampir ke sini karena lokasinya tidak terlalu jauh satu sama lainnya.Cara Eksplor Van Long Dengan Sampan

Ada Apa di Van Long Nature Reserve?

Sesuai dengan namanya, Van Long ini adalah area konservasi alam. Bentuknya berupa wetland yang dikelilingi oleh bukit-bukit batu kapur yang menjulang di sana-sini. Selain vegetasi berupa rerumputan dan bunga yang tumbuh di area perairan, di sini juga ada banyak sekali jenis burung yang sebagian besar habitatnya memang di perairan.

Buat mengeksplor Van Long harus naik sampan yang didayung oleh warga lokal. Hampir mirip dengan yang di Trang An ataupun Tam Coc, tapi yang di Van Long ini lebih kecil dan terlihat lebih sederhana materialnya. Satu sampan hanya boleh diisi oleh 2 orang, yang kemudian didayung dari bagian belakang. Van Long jauh lebih terbuka dibandingkan Trang An, oleh karena itu kalau ke sini siang hari akan jauh lebih panas karena tidak banyak area teduhnya.Pendayung Sampan Di Van LongBegitu meninggalkan dermaga, sampan mengarah masuk ke jalur yang kiri kanannya dipenuhi dengan alang-alang yang tumbuh di air dangkal. Saking dangkalnya, seringkali air jadi keruh saat dayung menyentuh dasarnya. Di depan terlihat gunung batu yang menjulang tinggi, namun sebelum terlalu dekat dengan gunung tersebut, sampan berbelok ke jalur yang lebih rapat tumbuhan airnya. Di sana sini terlihat bunga teratai yang memang belum musimnya. Kebayang kalau sedang musim mekar bunga teratai pasti bagus banget di sini.Scene Kong Lompat Dari Bukit Ke BukitSuasana sepanjang boat ride sangat tenang, hanya terdengar suara-suara alam seperti burung-burung yang hidup di area perairan. Suara serak bersahutan terdengar di dekat sampan kami dan tiba-tiba induk bebek dengan beberapa anaknya menyeruak dari balik rerumputan. Dengan posisi berbaris rapih, mereka sempat berenang di samping sampan kami sebelum masuk lagi ke dalam kumpulan alang-alang.Satu lagi yang unik bagi penyuka wildlife, Van Long ini adalah satu habitat dari Delacour’s Langur – monyet endemik Vietnam yang hampir punah. Monyet ini berwarna hitam pekat dengan sedikit bulu berwarna putih di sekitar wajahnya dan warna putih mencolok di seluruh bagian pantatnya. Rambut di bagian depan kepalanya memunjung tinggi seperti anak punk.

Konon katanya sulit melihat monyet ini karena jumlahnya yang semakin sedikit dan cuma bisa dilihat pagi banget atau sore-sore. Namun rupanya kami beruntung karena siang itu pendayung sampan kami bisa melihat monyet ini dari kejauhan dan dengan semangat mendayung mendekat ke arah pepohonan tempat mereka nongkrong.

Awalnya terlihat 2 buah ekor hitam panjang menggantung dari batang pohon, kemudian terlihat warna putih (pantat) yang bergerak di balik dedaunan. Setelah diamati lebih jelas, rupanya ada 5 ekor monyet pantat putih yang kemungkinan satu keluarga. So lucky!Monyat Pantat Putih Di Van Long

Lokasi Syuting Film Kong: Skull Island

Setelah puas mengamati monyet langka tersebut, perjalanan dilanjutkan kembali. Kali ini kami sempat masuk gua yang katanya waktu syuting film Kong dipakai sebagai lokasi makan siang para kru. Mereka makan di dalam gua karena adem, di luar tidak ada tempat teduh. Katanya jaman dulu juga gua ini sering dipakai untuk tempat ngadem oleh para warga setempat.Ngintip gua sebentar kemudian sampan putar balik ke luar lagi, ke arah jalur yang lebih terbuka. Dari kejauhan terlihat di kiri kanan ada banyak bukit-bukit batu berjejer menjulang. Pemandu kami berdiri dari sampannya kemudian menunjuk ke arah bukit-bukit tersebut sambil menjelaskan “Di film Kong: Skull Island, di sanalah digambarkan Kong loncat dari satu bukit ke bukit lainnya.”Pemandu Menunjuk Lokasi Syuting Film KongMemang scene tersebut tidak sulit dibayangkan karena di Van Long ini kontur bukit dan perairan dangkalnya sangat serupa dengan yang diceritakan di film Kong: Skull Island. Hanya saja di Van Long aslinya cerah dan panas, sedangkan di film digambarkan sangat gloomy.

Jangan lupa bawa topi dan air minum, durasi perjalanan sampannya sekitar 1- 1.5 jam tergantung seberapa lama berhenti di spot-spot tertentu. Kalau warga lokal sih banyak yang buka payung atau menutupi kepala & tangan dengan jaket….maklum takut hitam 😉

Cara ke Van Long Nature Reserve dari Hanoi

Untuk ke Van Long Nature Reserve jaraknya cuma sekitar 2 jam (85 km) dari Hanoi. Kalau tidak mau ribet, bisa ikut day tour dari Hanoi dan semuanya sudah diurus. Tinggal duduk dan menikmati pemandangan. Tapi kalau mau independen juga bisa, ada transportasi umum ke Ninh Binh (kota terdekat ke Van Long). Dari sana bisa sewa motor atau naik taksi ke Van Long Nature Reserve. Baca selengkapnya mengenai Cara ke Ninh Binh dari Hanoi di postingan sebelumnya (di sini).

Harga tiket masuk ke Van Long Nature Reserve: 50.000 VND/orang (sudah termasuk boat ride)

Pemandangan Van Long Nature ReserveSetelah 2 postingan mengenai lokasi syuting film Kong Skull Island di Vietnam, berikutnya bakal ada postingan tentang satu tempat seru di Central Vietnam. Tungguin ya!

The post Main ke lokasi syuting film Kong Skull Island di Van Long Nature Reserve, Ninh Binh appeared first on Pergi Dulu.


Ada Apa di Taichung, Taiwan?

$
0
0

Entah gimana ceritanya tau-tau kami punya waktu 3 minggu untuk keliling Taiwan. Well, simple sih, gara-gara biasanya Adam kalau beli tiket suka asal cap cip cup kembang kuncup aja, “mau berapa minggu? 3 minggu cukup?” Jadinya begitu liat peta Taiwan yang pulaunya cukup mungil dan padat, langsung deh kami cari destinasi kota-kota lain selain Taipei City. Kota berikutnya yang kami kunjungi setelah beberapa hari hujan dan dingin di Taipei City adalah Taichung.

Kami ke Taichung naik kereta lokal, bukan HSR (High Speed Rail). Alasannya karena agak mendadak pas tau mau pindah ke Taichung jadinya tiket kereta cepat sudah habis. Ga apa-apa sih, jadi ngerasain juga naik kereta lokal. Harganya murah banget dan keretanya juga ga terlalu penuh jadi nyaman duduknya selama kurang lebih 4 jam. Model keretanya seperti MRT di Singapura, 2 deret kursi hadap-hadapan di masing-masing sisinya dan di tengahnya kosong untuk pengunjung yang tidak kebagian tempat duduk.Kalau selama di Taipei kami merasa kota Taipei itu modern dan sophisticated, segala sesuatunya sangat teratur, begitu sampai Taichung kami langsung merasa kalau kota Taichung lebih hectic dan berkarakter. Bukan cuma tentang trafficnya yang mungkin lebih tidak sabaran dibanding Taipei, tapi juga kehidupan ekonomi sosialnya yang lebih berwarna.Kami menghabiskan 3 malam di Taichung. Memang tidak banyak objek wisata megah seperti Taipei 101 di Taipei, tapi lumayan seru lah keliling-keliling di Taichung. Mau tau ada apa aja di Taichung? Simak pengalaman kami berikut ini ya!

1. Feng Chia Night Market

Kayaknya hampir di setiap kota di Taiwan ada pasar malam yang populer. Feng Chia Night Market ini lumayan rame karena ukurannya besar dan dekat dengan universitas jadi tiap sore banyak anak-anak muda hang out di sana. Sama seperti night market di Taiwan pada umumnya, di sini ada banyak banget stall penjual makanan, baik yang pakai roda ataupun kios-kios yang ada di sepanjang jalannya. Selain makanan, di Feng Chia Night Market ini juga ada banyak jual baju, sepatu serta pernak-pernik unik lainnya.

2. Taichung Park

Taichung Park ini hanyalah satu dari banyak taman umum di Taichung. Ukurannya lumayan besar, bersih tertata rapih dan menyenangkan. Di tengahnya ada danau dan di tengah danau ada pavilion. Di pagi hingga sore hari bisa sewa perahu kecil untuk dipakai keliling-keliling danau. Kayuh sendiri ya, bukan dikayuhin sama mamang-mamang perahu 😉 Di malam hari Taichung Park ini terlihat cantik karena ada lampu yang berganti-ganti warnanya dipasang sekitar danau dan jembatan.

3. Rainbow Village

Secara penampakan, tempat ini sangat menarik karena berwarna cerah. Tapi sebenarnya tempat ini hampir terancam punah. Rainbow Village ini dulunya sebuah area tempat tinggal para anggota militer yang kemudian perlahan-lahan ditinggalkan. Suatu hari seorang pensiunan militer mulai menggambar tembok di sekitar area tersebut hingga menarik perhatian publik dan akhirnya muncul gerakan untuk tidak menghancurkan area tersebut.

Waktu kami berkunjung ke sana, sebagian rumah sedang direnovasi sehingga tidak semua gang bisa dijelajahi. Seniman yang menggambar tembok-tembok itu masih ada dan selalu duduk di dalam rumah yang dulu ditinggali. Dibantu beberapa kerabat, di rumah tersebut juga dijual suvenir yang bertema mural tembok warna-warni tersebut. Rainbow Village areanya tidak besar dan tidak butuh waktu lama di sini. Paling foto-foto bentar, selesai deh.

4. Maple Garden

Sebenernya nemu Maple Garden ini ga sengaja waktu ganti bis jurusan ke Rainbow Village. Karena ganti bisnya di depan Maple Garden, jadinya kami sempat menikmati rapinya taman umum di tengah bangunan-bangunan tinggi yang membosankan. Tamannya terlihat modern futuristik dengan atap bangunan dan jembatan yang melekuk-lekuk, dihiasi dengan hijaunya rumput dan pepohonan di sekelilingnya. Pengunjung bisa jalan kaki menggunakan jalur board walk yang cantik dan nyaman. Selesai jalan-jalan di taman, di depannya ada Charlie Brown Cafe, siapa tau ada penggemar Snoopy yang mau mampir 😉

5. Chun Shui Tang

Suka bubble tea / pearl tea? Nah ternyata pearl milk tea asalnya dari Taichung. Tahun 1983 Chun Shui Tang yang memang sebuah teahouse mulai inovasi dengan membuat bubble milk tea. Sejak saat itu bubble milk tea mulai menyebar dan saat ini sudah mendunia. Chun Shui Tang sudah punya sekitar 40 cabang di seluruh Taiwan, tapi kalau mau ke lokasi pertamanya bisa mampir ke Chun Shun Tang di Siwei Street, Taichung. Di sana bukan cuma ada bubble tea tapi juga ada banyak menu makanan baik snack ataupun makanan berat. Bangunannya pun seru karena bangunan tua. Siap-siap antri karena kadang di waktu-waktu tertentu ada waiting list saking ramainya.

Chun Shui Tang

6. City Hall

Sebenarnya City Hall ini bukan objek wisata sih, tapi buat yang suka arsitektur bangunan ini cukup menarik karena merupakan City Hall kedua yang dibangun pada masa kolonial Jepang namun bangunannya mengadopsi gaya Perancis dengan atap model Baroque. Lumayan lah, berasa di Eropa 😉

7. Second Market

Buat yang suka blusukan ke pasar, Second Market ini lumayan seru untuk dijelajahi. Kalau kami sih ke sini dengan alasan banyak makanan enak. Di pasar ini selain pasar jual sayuran dan daging juga ada banyak kedai-kedai makanan di dalam pasarnya. Sebagian besar buka pagi dan tutup sore. Cari makanan yang enak gimana caranya? Lihat aja yang antriannya panjang, biasanya antrian panjang artinya ‘layak dicoba’….hehe.

Second Market Taichung

8. Liuchuan River

Kalau sudah pernah ke Seoul mungkin tau yang namanya Cheonggyecheon Stream, itu loh sungai yang mengalir di tengah kota tapi pinggirannya dipercantik sehingga orang bisa duduk-duduk nongkrong di pinggiran sungai. Beberapa area di sepanjang Liuchuan River di Taichung ini juga dibuat seperti itu. Sore hari banyak warga yang bawa anak-anak atau orang tua main-main di pinggir sungai yang bersih dan rapih itu. Selain jalur jalan kaki yang menyenangkan, di sepanjang jalur juga dihiasi pohon, rumput hijau dan bunga-bungaan.

9. Yi Zhong Street Night Market

Nemu pasar malam ini karena lokasinya cukup dekat dengan hotel yang kami inapi di Taichung (Fly Inn Hostel). Dari sana tinggal jalan kaki 10 menit, sampai deh ke Yi Zhong Street Night Market. Area utamanya di Yi Zhong Street, tapi melebar juga ke beberapa jalanan kecil di kiri kanannya. Ada banyak banget kios ataupun gerobak makanan dan minuman. Yang kami kurang suka dengan pasar malam ini adalah jalanannya tidak ditutup khusus untuk pejalan kaki, jadinya kalau jalan di sini harus siap-siap merapat kalau diklaksonin motor atau mobil.

 

10. Fantasy Story

Untuk bagian yang ini kami minta maap duluan karena ga bisa ngejelasin gimana sebenernya konsep tempat ini. Kalo dari hasil browsing sih katanya Fantasy Story ini semacam satu kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan dengan cerita masing-masing. Tapi karena waktu ke sana kami ga nemu peta atau info penjelasannya, makanya agak kurang nangkep. Yang pasti sih di area ini ada banyak bangunan-bangunan yang menarik dan instagrammable. Buat yang ngerti seni, mungkin bisa lebih menikmati Fantasy Story ini. Kami sih cukup senang bisa menikmati Haritts Donut yang kebetulan lokasinya ada di area ini 😉

Fantasy Story TaichungNah…lumayan seru kan Taichung. Bisa lah 2 atau 3 hari keliling-keliling Taichung. Jaraknya juga ga terlalu jauh koq dari Taipei apalagi kalau naik HSR (High Speed Rail). Kulinernya juga lumayan asyik karena ada beberapa kuliner khas yang cuma ada di Taichung. Tunggu postingan berikutnya tentang kuliner Taichung ya 😉

The post Ada Apa di Taichung, Taiwan? appeared first on Pergi Dulu.

Kenapa Terbang pakai Cathay Pacific dari Jakarta ke Jepang?

$
0
0

Bulan Februari 2017 lalu kami mendapatkan pengalaman yang sangat menyenangkan terbang pakai Cathay Pacific dari Jakarta ke Jepang. Melalui postingan ini kami cuma pengin sharing aja kenapa kami pikir terbang pakai Cathay Pacific adalah salah satu pilihan terbaik kalau mau ke Jepang.

Alasan utama menggunakan Cathay Pacific ke Jepang adalah karena maskapai tersebut terbang ke 6 kota berbeda di Jepang, yaitu: Tokyo, Sapporo, Osaka, Okinawa, Nagoya dan Fukuoka. Masing-masing kota tersebut punya koneksi penerbangan yang durasinya kurang dari 3 jam kalau terbang dari Jakarta. Kemudahan koneksi tersebut membuat perbedaan yang sangat besar karena dengan koneksi yang ada kita bisa terbang dengan sangat mudah dari Jakarta ke Nagoya.Terbang Ke Jepang Pakai Cathay PacificKami terbang menggunakan red eye flight dari Jakarta ke Hong Kong karena kebetulan waktu itu ada beberapa 0rang di grup kami yang baru bisa berangkat setelah jam kerja selesai agar tidak perlu cuti hari itu. Jadi, dengan terbang dari Jakarta tengah malam, kami menghemat banyak waktu sekaligus menghemat biaya akomodasi 1 malam. Bagusnya lagi, bagasi kami sudah diatur agar langsung dikirim ke Nagoya. Jadinya kami tidak perlu ambil bagasi dan clear custom saat transit di Hong Kong.

Kami sering terbang menggunakan low cost carrier, tapi tentunya kami juga (lebih) senang kalau bisa terbang menggunakan full service carrier. Baik low cost carrier ataupun full service airline, pemilihannya biasanya berdasarkan pertimbangan: harga, berapa lama waktu yang kamu punya, seberapa sabar kamu, fasilitas maskapai (seperti TV atau wifi), tingkat pelayanan dan makanan yang disediakan.Low cost carrier biasanya lebih murah kalau lihat headline price-nya. Tapi untuk kami, kadang urusan bagasi jadi sangat mempengaruhi. Kadang harga tiket secara total bisa jadi lebih mahal dibandingkan full service airline. Dan ketika kami cek harga tiket dari Jakarta ke Jepang, full service airline biasanya harganya mirip dengan harga low cost carrier ketika ditambahkan dengan additional charges seperti bagasi dan makanan.

Jadi, untuk tujuan ke Jepang, kalau kamu tidak terlalu punya banyak waktu yang harus dihabiskan untuk urusan koneksi dan sebagainya, kami pikir sebaiknya ambil full service airline.Full Service Airline Ke JepangAda banyak full service airline yang melayani rute penerbangan dari Jakarta ke Jepang. Rekomendasi kami adalah pilih airline yang waktu lay over saat transitnya tidak terlalu lama. Tentang Cathay Pacific sendiri kami bisa bilang kalau penerbangannya menyenangkan. Cek review lengkap kami di sini –> Pengalaman Naik Cathay Pacific Business Class.Berikut ini daftar pertanyaan yang bisa dijadikan pertimbangan untuk memutuskan mau terbang pakai maskapai apa ke Jepang:

  • Apakah lay overnya singkat atau di bawah 3 jam? (pastikan cuma ada 1 lay over, jangan sampai kena 2 kali lay over — bakal cape banget)
  • Apakah bisa ambil penerbangan overnight untuk menghemat waktu?
  • Apakah free baggage sudah termasuk atau harus bayar lagi? (pikirkan saat nanti harus pulang bawa segambreng oleh-oleh ;))
  • Apakah ada fasilitas di pesawat untuk tetap membuatmu sibuk dan tidak merasa bosan? (misal: TV atau USB charger untuk charge handphone kamu)
  • Apakah harus bayar lagi untuk makanan di pesawat?
  • Apakah maskapai tersebut terbang ke bandara yang kotanya ingin kamu tuju?

Hiburan Di Cathay Business Class A350Kesimpulannya, setelah terbang ke Nagoya dari Jakarta menggunakan Cathay Pacific dan transit di Hong Kong, kami sangat puas dan merasa kalau terbang bersama Cathay Pacific adalah salah satu pilihan terbaik untuk ke Jepang. Great service, harga bagus dan koneksi yang cepat. Awesome!

The post Kenapa Terbang pakai Cathay Pacific dari Jakarta ke Jepang? appeared first on Pergi Dulu.

Mantra Hindmarsh Square: Akomodasi nyaman di pusat kota Adelaide

$
0
0

Meskipun lagi dalam perjalanan road trip menggunakan campervan (seperti yang diceritakan dalam buku ‘Backpackneymoon’), ada kalanya kami pengen leha-leha di hotel yang lebih nyaman dibandingkan di dalam campervan yang kadang sedikit berdebu. Oleh karena itu waktu kemarin kami sudah tahu bahwa kami akan menuju Adelaide, kami langsung terpikir pengen nginap di hotel. Langsung deh ubek-ubek Traveloka buat nyari opsi hotel di Adelaide.

Karena kami lagi jalan berempat, kami sengaja cari akomodasi yang ada 2 kamar. Kebetulan di Traveloka ada banyak pilihan tipe akomodasi, akhirnya kami pilih apartemen yang punya 2 kamar dibandingkan hotel yang punya 2 double bed. Secara ada pasangan yang baru nikah gitu lho…. kan kasian kalo harus tidur rame-rame umplek-umplekan 😉

Sempet panik karena di jalan sinyal inet suka byar pet….maklum lagi di outback yang notabene jarang ada pemukiman sejauh beratus-ratus kilometer. Untungnya aplikasi mobile Traveloka simple banget. Cuma klik beberapa step, pembayaran praktis, langsung deh dapat kiriman email konfirmasi bookingan. Yay! Bakal leyeh-leyeh di apartemen nyaman di Adelaide. Berikut ini review Mantra Hindmarsh Square, apartemen yang kami pilih.Lounge Di Mantra Adelaide

Kamar

Kami ambil yang 2 kamar dengan Queen bed. Masing-masing kamarnya cukup luas, at least ada space buat naruh barang-barang di 3 sisinya. Kalau dilihat-lihat satu kamar lebih besar sedikit dibandingkan kamar yang satunya, tapi ga jauh beda juga sih. Di salah satu sudutnya ada lemari dan selain itu masih dikasih rak lipat buat naruh koper/backpack pula. Di kamar yang lebih besar ada TV layar datar yang ditaruh di atas rak dengan beberapa laci.

Ambience kamarnya menyenangkan dengan lighting hangat dan lukisan sederhana di salah satu temboknya. Di kiri kanan ranjang ada side table (masing-masing satu biar ga rebutan — biasanya suka rebutan pengen sisi yang ada side table biar bisa naruh henpon ;).

Urusan ranjang ga usah ditanya lagi (eh bukan ‘urusan ranjang’ yang itu ya). Kasurnya empuk banget, selimutnya berlapis-lapis dan teksturnya lembut. Kalo udah dikasih ranjang kayak gini, besoknya jadi males balik lagi tidur di campervan. *ngelunjak*

Kamar mandi

Lokasi kamar mandinya ada di antara kedua kamar. Meskipun harus sharing 1 kamar mandi untuk 4 orang, masih ok koq soalnya kamar mandinya guede banget dan bikin betah. Di dalam kamar mandi ada bath tub dan shower, tinggal pilih mau rendeman apa siram-siram aja. Toiletnya juga ada di dalam kamar mandi. Washtafelnya gede dan meja marmernya luas, jadi ga usah rebutan space naruh sikat gigi, gelas, dll.Bathtub Di Mantra AdelaideUntuk amenities selain handuk besar 4 biji, handuk kecil 3 biji dan handuk tangan 2 biji juga ada beberapa botol sabun cair, shampo, conditioner, lotion serta sabun batang.Kamar Mandi Di Mantra Adelaide

Dapur dan Ruang Tamu

Kelebihan apartemen dibandingkan hotel pada umumnya adalah ada dapur dan lounge yang biasanya lebih luas. Di kamar apartemen kami ada dapur kecil lengkap dengan peralatan masak (panci, penggorengan, piring, mangkok, gelas, dll) plus dishwashing machine. Cuma karena cuma 1 malam, kami ga sempat masak-masak, cuma sempat ngeteh dan ngopi aja.Di depan dapur ada bench dengan kursi tinggi yang berfungsi sebagai meja makan. Meskipun tidak terlalu besar, tapi bisa untuk 4 orang duduk mengelilingi meja tersebut. Selebihnya di lounge yang luas tersebut ada TV layar datar ukuran besar di satu sisi, dan sederet sofa besar dan empuk di sisi seberangnya. Pokoknya enak banget buat ngumpul-ngumpul apalagi kalo bareng keluarga besar atau teman-teman, bisa main kartu semalaman tuh 😉

Laundry

Selain di kios-kios laundry koin (dan cuci di washtafel pakai tangan), biasanya kami juga memanfaatkan fasilitas laundry hotel untuk cuci baju kami selama roadtrip, khususnya kalau mau cuci sprei. Maklum, tergantung rute road trip, kadang seprei bisa berdebu banget.

Fasilitas laundry di Mantra Hindmarsh Square ada di lantai 2. Cuma ada 1 mesin cuci dan 1 mesin pengering sih. Untungnya waktu itu lagi ga ada yang pake. 1 load mesin cuci perlu koin $1 sebanyak 3 buah, sedangkan untuk dryer perlu $4.

Lokasi

Mantra Hindmarsh Square ini lokasinya strategis banget, di tengah CBD-nya, tepatnya di seberang Hindmarsh Square. Tapi secara pusat kota Adelaide ga terlalu besar juga, ke mana-mana ga terlalu jauh sih. Dari apartemen ke Adelaide Town Hall cuma 600 meter jalan kaki dan ke Central Market cuma 1.2 km. Malamnya kami ke Ramen & Izakaya Himeji jalan kaki juga karena cuma 1 km.

Wifi

Tidak ada wifi gratis di kamar. Kalau mau ada koneksi wi-fi harus bayar lagi. Kami tidak beli voucher karena sudah ada kuota yang cukup dari provider henpon kami masing-masing.

Tempat Parkir

Untuk yang bawa mobil biasa, bisa payar parkir $30 per malam untuk parkir di basement-nya Mantra Hindmarsh Square. Tapi karena kemarin kami bawa campervan yang atapnya tinggi, kami tidak bisa parkir di sana. Akhirnya kami bayar parkir di tempat lain sampai sore hari, setelah itu malam harinya kami pindahkan ke depan Mantra karena malam hari di jalanan itu tidak usah bayar parkir.Video di bawah:

Mantra Hindmarsh Square
55-67 Hindmarsh SquareAdelaide
Reservasi bisa klik di sini.

 

The post Mantra Hindmarsh Square: Akomodasi nyaman di pusat kota Adelaide appeared first on Pergi Dulu.

Cicip Kuliner di Taichung, Taiwan

$
0
0

Kalau sebelumnya kami sudah ceritakan Ada Apa di Taichung, kali ini kami mau bagikan sedikit info tentang kuliner yang sempat kami cicip di Taichung, Taiwan. Beberapa waktu lalu kami pernah bikin daftar kuliner lokal di Taipei yang kebanyakan nemu di pasar malam. Kali ini daftar kulinernya isinya gado-gado, ada yang kuliner lokal, jajanan di pasar hingga ke cafe yang modern. Sudah siap dibikin lapar?

1. Taichung Meatballs

Dimulai dari kuliner yang menurut kami paling khas daerah sini. Hasil browsing sana sini katanya Taichung meatball (dalam bahasa lokal Taichung ba wan) ini khas Taichung, makanya penasaran banget pengen cicip. Namanya meatball tapi jangan bayangin baso sapi bulet-bulet kayak di Indonesia. Taichung meatball ini bentuknya daging cincang (pork) yang dibungkus pakai lapisan kental seperti mochi, kemudian digoreng.
Mao Chuan Taichung MeatballTaichung meatball ini disajikan panas-panas di dalam mangkok kecil, disiram bumbu sesuai selera. Ada yang pakai sambal pedas manis, ada juga yang pakai kecap, sedikit cuka dan cacahan bawang putih. Taichung meatball ini baru digoreng kalau ada yang pesan, jadinya selalu disajikan hot from the frying pan. Fresh!Wonton Mee Di Mao ChuanAda beberapa tempat di Taichung yang khusus jual Taichung meatball, kami cuma sempat coba 1 kali di Mao Chuan Wonton & Taiwanese Meatball yang berlokasi di dekat Second Market. Di sini selain ada Taichung meatball juga ada mie pangsit. Sama-sama enak koq!

Lokasi: No 225-1, Zhongzheng Rd, Central District, Taichung.
Harga: NT$100 untuk 1 meatball dan 1 yamien pangsit

2. Three Generations Yee Mien

Masih berlokasi di Second Market, kedai mie ini selalu ramai. Mungkin karena sudah turun-temurun setidaknya 3 generasi (nebak dari namanya ;)). Yee Mien ini bahasa Mandarin yang kalau diartikan adalah ‘dry noodles’. Bisa dibilang ini sama dengan yamien yang banyak dijual di Bandung. Pakai mie kuning yang direbus, disaring kering kemudian diaduk-aduk pakai kecap dan minyak.Three Generation NoodlesToppingnya pakai daging cincang (kebanyakan pork) dan irisan daun bawang. Untuk side dish bisa pakai kuah polos atau kuah isi baso. Basonya bukan baso sapi, tapi 3 jenis seafood ball yang berbeda. Tempatnya di dalam pasar, meskipun sudah punya 2 kios, masih saja selalu ramai sampai buka meja di koridor. Gampang deh pokoknya nyari tempat ini, tinggal cari aja yang rame antriannya.

Lokasi: No 1-7, Sec 2, Sanmin Rd (Second Market).
Harga: NT$110 untuk 1 yamien polos & 1 yamien plus kuah basoYee Mian Di Second Market

3. Ban Yue Shau (pancake)

Ini salah satu makanan yang kami coba di Yizhong Street Night Market. Secara literal ban yue shau artinya snack berbentuk setengah bulan. Dibikinnya dari semacam pancake tipis (mirip roti cane tapi lebih tebal dan kenyal) yang diisi dengan 4 pilihan daging: pork, tuna, ayam dan sapi, kemudian dilipat di tengah sehingga bentuknya seperti setengah bulan (ban yue).Ban Yue Shao PancakeDitambah lagi dengan kocokan putih telur yang digoreng garing plus irisan daun bawang dan saus kecap. Kalau mau lebih spesial lagi bisa ditambah keju. Rasanya enak banget karena tekstur crispy dari kulitnya dan juicy dari dari isiannya. Kurang mengenyangkan sih, lebih cenderung sebagai snack aja. Tapi ga apa-apa, masih banyak jajanan lain di pasar malam ini yang wajib dicoba!

Lokasi: Yizhong Street Night Market.
Harga: NT$40Ban Yue Shao Yizhong Street

4. Dao Xiao Mien (Knife Cut Noodles)

Karena makan ban yue shao masih kurang kenyang, kami coba makanan yang lebih ‘serius’. Kali ini kami bolak-balik liatin papan petunjuk nama toko buat nyari yang bertuliskan Shan Shi Dao Xiao Mien Shi Guan. Nah lho…ribet kan namanya?! Haha…intinya kedai ini jualan mie yang dipotong manual pakai pisau.

Kalau dulu disebut hand-sliced noodle karena pisaunya dipegang oleh tangan manusia, sekarang seiring dengan teknologi pisaunya dipegang sama robot berupa tangan alias mesin yang sudah diset. Jadi tinggal taruh adonannya, nyalakan mesinnya, langsung deh pisaunya bergerak cepat memotong adonan jadi mie pendek-pendek dan dilemparkan otomatis ke dalam wajan berisi air mendidih dan langsung dimasak.Knife Cut NoodleMie yang sudah dipotong-potong dan direbus itu kemudian ditiriskan dan diolah sesuai pesanan. Bisa jadi mie kuah ataupun mie goreng. Kami pesan mie goreng yang dimasak dengan daging sapi. Teksturnya jauh lebih tebal dan lebih kenyal dari mie pada umumnya. Kelihatannya seperti kwetiaw tapi masih lebih tebal lagi dari kwetiaw. Untuk rasa sih tidak terlalu istimewa tapi sangat enjoyable apalagi mengingat kesegaran bahannya. Mie baru dipotong-potong kalau ada yang pesan, jadi terasa banget fresh.

Lokasi: 18 Yutsai South Street, Yizhong Street Night Market.
Harga: NT$70

5. Yizhong Fong Ran Ice

Setiap makan malam biasanya Adam hampir selalu minta dessert (kecuali kalau lagi kekenyangan banget). Oleh karena itu habis jajan beberapa snack di Yizhong Street Night Market kami mulai mencari makanan penutup. Ketemu satu warung di daerah yang agak sepi karena bukan di tengah pusat keramaian pasar, bentuknya seperti garasi yang ada gerobak di depannya.Fong Ran IceMereka jual dessert berupa Fong Ran Ice. Isinya es serut yang ditumpuk topping berupa red beans dan ice cream kemudian disiram saus plum. Begitu dicicip awalnya rasa sausnya agak nonjok, mungkin karena ga terbiasa dengan rasa manis plum yang kuat yang kemudian diseimbangkan dengan garam. Jadinya asem manis asin kayak permen nano-nano gitu. Tapi lama-lama udah terbiasa enak juga.Fong Ran Ice Yizhong StreetJualannya cuma itu aja, tapi ada 3 pilihan: mau red beannya yang lebih banyak tapi es krimnya cuma 2 scoop (NT$35), mau es krimnya 4 scoop tapi red beannya sedikit (NT$35) atau mau yang polos tanpa red bean dan ice cream (NT$25). Kalo liat fotonya tau dong kami pilih yang mana 😉

Lokasi: 6 Yutsai Street, Yizhong Street Night Market.
Harga: NT$35

6. Caffaina Coffee Gallery

Kayaknya ini cafe paling mewah yang kami datangi di Taiwan. Begitu liat depannya langsung mikir “Wah…mahal nih.” Masuk bangunan 2 lantai tersebut langsung disambut sama ruangan megah dengan interior mewah. Di satu area ada deretan display kaca yang dipenuhi dengan puluhan jenis cake yang terlihat cantik & menggoda.Cake Di Caffaina Coffee GalleryKebanyakan orang ke sini untuk ngopi dan makan kue sambil kongkow-kongkow gaul. Tapi kalau mau makanan yang lebih berat juga ada beberapa pilihan koq. Ga usah khawatir karena minuman di sini bukan cuma kopi, ada puluhan jenis minuman panas/dingin lainnya.

Sistemnya pilih makanan/minuman, bayar dulu di kasir baru duduk. Karena bangunannya 2 lantai, pembeli biasanya dikasih buzzer untuk tanda kalau pesanannya sudah siap untuk diambil sendiri di bawah.Makanan & Minuman Di CaffainaJujur harga makanan/minuman di sini agak mahal, tapi atmosfernya cozy banget, jadi betah-betah aja nongkrong lama di sini. Lagipula cake-nya enak-enak banget. Pengen coba semuanya tapi sayang cuma sanggup coba 2. FYI, Caffaina ini bukan cuma ada di Taichung, di beberapa kota lainnya di Taiwan juga ada cabangnya.

Lokasi: No. 45, Section 2, Huizhong Road, Xitun District, Taichung City.
Harga: NT$430 untuk 2 minuman dan 2 cake

7. Haritts Donuts

Dari waktu di Taipei Adam udah ngebet pengen ke Haritts Donuts. Katanya dia nemu di foursquare and it looks good. Sayangnya udah jauh-jauh jalan kaki 3 km ke sana….eh taunya tutup. Kesalahan pada kami karena ga ngecek jam buka dan hari tersebut memang libur. Akhirnya rasa penasaran terobati karena nemu Haritts Donuts di Taichung. Lokasinya di area dekat Fantasy Story yang sepertinya heits dengan anak-anak muda daerah sana.

Meskipun kecil, bangunan tokonya lucu, bergaya Jepang dengan nuansa pintu dan jendela frame kayu gitu. Karena kami cuma pengen donat, kami cuma beli 2 donat. Sayangnya mereka punya aturan yang boleh nongkrong di sana cuma pembeli yang beli minum. Jadinya kami ‘diusir’ secara sopan dan alhasil duduk di depannya aja deh.Haritts Donuts TaichungTapi ternyata donatnya endeeeeuuussss bangettsss!! Bentuknya kaya bola gitu, bukan yang bolong di tengah kayak donat pada umumnya. Adonannya empuk, agak chewy teksturnya terus isiannya juga enak. Kami coba yang matcha dan raspberry white choc yang enak gilaaa.Haritts Donut Di TaiwanAdonan luarnya pun beda-beda rasanya. Yang isi matcha adonan luarnya juga warna ijo. Yang isi raspberry white choc adonan luarnya agak kecoklatan. Harganya beda-beda dikit tergantung jenis (sekitar NT$45-50). Baru tau belakangan kalau Haritts Donuts ini disebut sebagai Japanese style donut dan kalo ga salah asalnya dari Tokyo.

Lokasi: No. 6, Lane 128, Zhongxing Street, West District, Taichung City.
Harga: NT$95 untuk 2 donat

8. Pearl Milk Tea di Chun Shui Tang

Memang Pearl Milk Tea banyak banget di seluruh penjuru Taiwan, di setiap kota baik kota kecil ataupun kota besar pasti gampang banget nemu Pearl Milk Tea. Tapi kalau sudah ke Taichung, sekalian aja mampir ke Chun Shui Tang, tempat lahirnya Pearl Milk Tea yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Meskipun kedai bermerk Chun Shui Tang (official) juga sudah ada sekitar 40 outlet di seluruh Taiwan, tentunya seru kalau bisa mampir ke lokasi asli dari Chun Shui Tang.Chun Shui Tang TaichungLokasi pertama Chun Shui Tang yang ada di Siwei Street ini buka sejak 1983. Kalau dulu mungkin awalnya cuma jualan Pearl Milk Tea, sekarang Chun Shui Tang jadi seperti restoran. Bisa makan baik sarapan sejenis dimsum ataupun menu makanan berat. Adam pesan Mango Milk Tea, sedangkan Susan pesan yang original saja. Bubble tea-nya enak, kenyal-kenyal empuk dan rasanya pun tidak kemanisan.Chun Shui TangKami yang tadinya cuma mau cicip Pearl Milk Tea jadi tergoda untuk brunch dengan tambahan seporsi lumpia udang kulit tahu, seporsi butter toast dan seporsi mantau goreng dengan cocolan susu kental manis.

Lokasi: No. 30, Siwei Street, West District, Taichung City.
Harga: NT$475 untuk 2 pearl milk tea + 3 porsi makanan

9. Grilled Chicken Sausage

Ini nemunya random aja pas jalan-jalan di Feng Chia Night Market. Bentuknya kayak sosis tapi agak gendut dan ukurannya ga seragam karena dibikin manual (bukan pakai mesin pabrik). Isiannya pakai daging ayam yang dicincang halus kemudian dibungkus pakai semacam kulit tipis (sepertinya usus).Chicken Sausage TaichungSelesai dibakar, kulitnya menyusut dan jadi garing banget sedangkan dalamnya masih juicy. Sebelum disajikan masih ditaburi bubuk perasa lagi (ada beberapa pilihan rasa) biar makin maknyus!

Lokasi: Feng Chia Night Market
Harga: NT$40per sosis.Chicken Sausage Di Feng Chia Night Market

10. Specialty Coffee di Coffee Stopover

Yang terakhir ini info buat para penggemar kopi. Cukup surprising juga nemu beberapa coffee shop yang mantap dan serius banget menekuni perkopian. Di Coffee Stopover ini bahkan kayak ada kelas tentang brewing, dll. Casual banget sih, paling beberapa orang aja mengelilingi meja sambil disuguhi biji-biji kopi dan diajarin sedikit tentang perkopian sama baristanya.Lantai Bawah Coffee StopoverLantai bawah Coffee Stopover lebih dibuka untuk yang tertarik dan mau tahu lebih banyak tentang perkopian, isinya banyak mesin-mesin roasting dan alat-alat kopi lainnya dan biji kopi yang sudah diroasting & di-pack. Kalau mau santai bisa duduk di lantai 2. Di sana ada meja tinggi besar yang bisa dipakai rame-rame dan ada juga beberapa meja & kursi untuk 2 orang. Di sekelilingnya dihiasi dengan rak penuh dengan buku, cangkir kopi serta dekorasi lucu-lucu. Kalo mau open air, di lantai bawah bagian terasnya juga ada meja kursi.Coffee Stopover TaichungKopi yang dijual di sini sudah diracik secara khusus, dibagi jadi (kalo ga salah) 5 jenis yang dinamai: Dancer, Backpacker, Painter, Dauber & Professor. Masing-masing blend punya ciri khas aroma & kekuatan yang berbeda-beda. Kalau suka kopi yang strong, pilih Professor. Kalo ga terlalu suka yang strong bisa pilih yang Dancer. Staff di sana juga dengan senang hati kasih rekomendasi sesuai minat, biar ga salah pilih. Hasilnya memang one of the best coffee we’ve tried.

Lokasi Coffee Stopover: No. 24, Lane 217, Minquan Road, West District, Taichung City.
Harga: NT$220 untuk 2 cangkir capuccinoCoffee Di Coffee StopoverHayoh…so far kalo dibandingin sama kuliner di Taipei, kira-kira lebih seru kulineran di Taipei atau di Taichung? Eitss…belum selesai laporan kulinernya, berikutnya masih ada kuliner dari kota lainnya di Taiwan. Stay tuned!

The post Cicip Kuliner di Taichung, Taiwan appeared first on Pergi Dulu.

[FAQ]: Road Trip pakai Campervan di Australia

$
0
0

Buat yang udah ngikutin perjalanan kami sejak tahun 2012 pasti familiar dengan istilah campervan, road trip dan Backpackneymoon. Perjalanan honeymoon ala backpacking dengan cara road trip menggunakan campervan sudah pernah kami bahas dalam buku “Backpackneymoon” yang terbit tahun 2016 lalu. Tapi memang belum pernah dibahas di blog ini sih. Oleh karena itu mumpung baru selesai road trip lagi entah untuk yang ke-berapa kalinya di Australia, kami coba ceritakan tentang aktivitas roadtrip pakai campervan ini.

Road trip pakai campervan tidurnya di mana?

Campervan itu van untuk camping. Jadi tidurnya ya di dalam mobil. Biasanya campervan sewaan sudah dilengkapi dengan fasilitas dan fitur-fitur lengkap untuk camping mulai dari meja makan yang bisa berubah jadi tempat tidur di malam hari sampai peralatan masak, sink dan kulkas. Kalau toilet dan shower, tergantung jenis campervannya. Untuk jenis-jenis campervan, nanti kami bahas terpisah berdasarkan pengalaman sewa campervan beberapa kali, mulai dari yang paling murah sampai yang agak mewah dikit 😉Tidur Di Dalam Campervan

Harga sewa campervan?

Tergantung jenisnya, yang paling murah yang pernah kami sewa sekitar $24 (Rp240.000) per hari. Waktu itu kami pakai campervan merk Spaceship. Tidak ada toilet dan shower tentunya, tapi ada kulkas mini dan kompor. Yang paling mahal pernah kami sewa Cheapa Campa seharga $70 (Rp700.000) per hari. Itu ada toilet, shower, kulkas, TV, standing kitchen, sink, AC/heater.

Kalau mau yang lebih mewah lagi juga ada, harganya di atas $100 (Rp1.000.000) per hari bahkan bisa sampai $200 atau $300 tergantung musimnya juga. Kami biasanya sewa di musim dingin pas lagi low season. Kalau lagi musim panas atau musim liburan, biasanya harga sewa campervan pun melonjak.

Biasanya kalau sewa lebih lama (2 minggu, 3 minggu, 4 minggu), harga sewa/harinya lebih murah. Untuk dapat harga yang paling ‘bagus’ biasanya Adam coba-coba masukin tanggal dan jenis campervan yang mau disewa, kalau 2 minggu kena berapa, kalau 3 minggu kena berapa, dll. Dari sana akan dapat gambaran paling bagus sewa berapa lama dan tanggal berapa sampai tanggal berapa. Agak mirip sama cari tiket murah pesawat gitu, coba-coba masukin tanggal.Spaceship Campervan

Parkirnya di mana?

Sejak tahun 2012 untuk road trip di Australia kami sudah ngefans banget sama aplikasi yang namanya “WikiCamps” (bisa di-download berbayar di Apple Store untuk iOS). Di sana sudah ada pemetaan lokasi-lokasi camping di seluruh Australia, baik yang gratis maupun berbayar. Tinggal diklik saja di masing-masing simbolnya, kemudian baca baik-baik informasi yang tercantum.

Dari WikiCamps kita bisa tahu banyak camping spot, tempat mandi gratis, pom bensin, toilet umum hingga POI (Point of Interest). Serunya, pengguna bisa meninggalkan review dan rate, sehingga bisa membantu memberikan gambaran mengenai suatu tempat.WikiCamps AustraliaKalau tidak punya WikiCamps, bisa juga pakai buku judulnya Camps. Dulu sih beberapa kali kami pakai buku Camps karena sudah disediakan oleh rental company, tapi kalau mau beli sendiri juga bisa. Ada di toko buku (di Australia) dan biasanya update setiap beberapa tahun. Isinya seperti peta jalanan yang ditambah dengan daftar camping spot di sepanjang jalan tersebut. Lengkap untuk seluruh pelosok Australia. Fungsinya mirip banget sih dengan WikiCamps, tapi pakai app lebih seru karena ada review personal dan lebih interaktif karena ada GPS tracker.Buku Camps Australia

Fasilitas di camping spot GRATIS ada apa saja?

Masing-masing spot beda-beda fasilitasnya. Yang paling sederhana cuma berupa lahan kosong di pinggir jalan yang memang legal untuk dipakai parkir overnight. (FYI, tidak bisa sembarangan parkir di mana saja, apalagi untuk menginap/overnight. Ada beberapa tempat yang jelas-jelas melarang overnight parking atau camping).Tempat Parkir CampervanYang agak lumayan kalau misalnya ada toilet, meja piknik dan tempat sampah. Yang paling mewah kadang di camping ground taman nasional tersedia kran air dan alat BBQ gas yang bisa digunakan oleh publik secara gratis. Kalau untuk campground berbayar, biasanya setidaknya ada toilet dan kadang ada shower.Fasilitas Camping

Kalau berbayar, kira-kira harganya berapa?

Campground berbayar ada yang dikelola oleh taman nasional, ada yang komersil. Untuk campground di taman nasional biasanya tidak terlalu mahal, sekedar biaya maintenance saja. Paling murah yang kami ingat di Walker Creek (Litchfield National Park) camping fee-nya $3.30 (Rp33.000) per orang. Di Florence Falls dan Wangi Falls (Litchfield National Park) $6.60 (Rp66.000) per orang, sedangkan di Kakadu National Park $15 (Rp150.000) per orang. Pernah juga di Hermannsburg Historic Precinct sistemnya donasi $10 per kendaraan.Harga Camping GroundUntuk campground komersil, tergantung fasilitas yang ditawarkan. Dalam roadtrip Darwin-Sydney kemarin, beberapa yang kami ingat adalah sekitar $25-30 per mobil. Waktu di Uluru, camping fee-nya lumayan mahal, $42.50 (Rp425.000) untuk 2 orang unpowered, dan kalau mau listrik $50 (Rp500.000) untuk 2 orang. Tapi dimaklumi sih karena Uluru itu jauh dari mana-mana, jadi segala-galanya mahal.

Jadi, harganya cukup bervariasi, baca-baca dulu saja review orang lain sebelum memutuskan mau pilih campground berbayar yang mana.Camping Ground Gratis

Mandinya gimana?

Ini nih yang kayaknya jadi pertanyaan besar tentang road trip. Jujur aja, waktu road trip kami ga mandi tiap hari. Kadang mandi kalau memang campgroundnya ada shower, tapi kalo ga ada ya ga mandi. Paling kalau udah 2-3 hari ga mandi biasanya kami cari fasilitas shower gratis lewat WikiCamps. Kadang ada free shower di public park atau kadang juga ada di roadhouse yang jual bensin. So far it’s not a big deal sih.

Apalagi kalau road trip pas musim dingin kan ga keringetan dan kalau lagi dingin banget malah jadi males mandi. Kalau kamu orangnya harus banget mandi tiap hari, kami rekomendasikan sewa campervannya yang ada shower atau sering-sering parkir di campground komersil yang ada fasilitas showernya. Kedua opsi tersebut sama-sama mengharuskan kamu untuk bayar lebih pastinya 😉Fasilitas Mandi Gratis

Cuci bajunya gimana?

Dari rental company biasanya udah disediain tali jemuran (plus jepitan baju) yang bisa dipasang di pohon. Kami ga cuci baju setiap hari. Paling setiap beberapa hari kalo nemu toilet yang bersih dan sink-nya enak dipake buat nyuci baju. Cucinya pake tangan, bawa sabun cuci sendiri. Kalo besoknya belum kering, jemurannya dipindahin ke dalam mobil (biasanya ada tali yang terbentang juga di pinggir kaca mobil bagian dalam).Cuci Baju Saat Road Trip

Apakah setiap hari harus camping di pinggir jalan?

Oh tentu tidak. Tidak semua camping spot letaknya di pinggir jalan. Ada yang di pinggir sungai, dekat danau, atau agak masuk ke hutan. Pertimbangkan saja plus minusnya. Kadang kami sengaja pilih camping spot yang agak masuk ke dalam dan tidak ada fasilitas apa-apa kalau lagi pengen privacy. Bisa bikin api unggun dengan lebih bebas dan tidak takut ninggalin kamera kalo lagi bikin timelapse berjam-jam. Soalnya biasanya camp spot yang banyak fasilitasnya agak rame dan kadang parkirnya pun agak terlalu berdekatan satu sama lain.

Kalau lagi bosan bush camping, bisa ambil campground komersil atau bahkan nginep di hotel. Waktu road trip 3 minggu kemarin kami ambil 1 hari break dengan menginap di Mantra Hindmarsh Adelaide.Tidur Di Mobil Saat Roadtrip

Butuh SIM internasional kah untuk nyetir campervan?

Sebetulnya kata Adam ga perlu SIM internasional sih, yang penting SIM lokalnya ada tulisan yang menunjukkan kalau itu driving license. Tapi kalau mau lebih tenang, boleh bikin SIM internasional aja. Gampang dan praktis banget koq. Cara bikin SIM Internasional bisa diintip di sini.

SIM yang berlaku untuk campervan SIM mobil biasa (SIM A), bukan SIM kendaraan besar seperti truk.SIM Untuk Campervan

Susah ga nyetir campervan?

Sama aja kayak nyetir mobil biasa. Paling untuk campervan yang agak besar mungkin awal-awal agak ga terbiasa karena agak berat dan susah liat ke belakang atau bagian kirinya. Tapi setelah beberapa hari pasti terbiasa koq. Paling browsing & pelajari dulu aja aturan jalanan di Australia dan pastikan patuhi speed limit karena penegakan aturan di Australia sangat tegas. Kalau sampai kena tilang dendanya bisa sampai ratusan dolar!Nyetir Campervan Ga Susah Koq

Biaya road trip pakai campervan berapa?

Waduh, untuk yang ini ga bisa dijawab karena banyak banget faktor yang mempengaruhinya. Tergantung berapa lama road tripnya. Tergantung jenis campervan dan kecepatan mengemudi, maka biaya bensin pun bisa beda-beda. Semakin jauh jarak yang ditempuh dan semakin sebentar durasinya, maka biaya bensin pun akan meningkat.

Overall, selain biaya sewa campervan, biaya yang paling signifikan adalah biaya bensin. Untuk biaya makan biasanya murah banget karena belanja di supermarket dan masak di mobil. Kalo penasaran banget dengan gambaran biaya road trip, bisa dilihat di laporan biaya di sini, tapi itu waktu tahun 2012 sih. Paling pertimbangkan faktor inflasi aja. Nanti kalau sempat kami akan bikin postingan khusus tentang biaya road trip pakai campervan ini plus breakdown biayanya.Harga Campervan Tergantung Jenis

Sewa campervan yang recommended di mana?

Beberapa merk campervan yang pernah kami pakai (dan relatif murah): Jucy, Spaceship, Cheapa Campa (Apollo). Masing-masing merk ada banyak jenisnya. Jadi lebih baik browsing dulu secara detail mau jenis yang seperti apa, kapasitasnya butuh berapa orang dan fasilitasnya mau selengkap apa.Cheapa Campa CampervanSekian dulu info basic tentang praktikalitas road trip menggunakan campervan. Buat yang dari dulu tertarik pengen coba road trip pakai campervan, semoga makin ada gambaran dan jadi ga takut lagi. Kalau ada hal lain yang mau ditanyakan bisa tinggalkan pertanyaan di kolom komentar, nanti bisa kami update pertanyaan berikut jawabannya di postingan ini. Ditunggu komentar-komentarnya! 🙂

The post [FAQ]: Road Trip pakai Campervan di Australia appeared first on Pergi Dulu.

Rainforestation Nature Park Kuranda: Paket Wisata Lengkap dekat Cairns

$
0
0

Jalan-jalan ke Cairns dan punya waktu terbatas tapi pengen ‘dapet banyak’? Mampir deh ke Rainforestation Nature Park di Kuranda. Di sana ada berbagai atraksi seru yang dipadatkan di satu lokasi. Jadinya, sekali kunjungan bisa dapat banyak pengalaman seru.

“Rainforestation Nature Park is located in Far North Queensland, and is one of the top things to do in Kuranda. Home to the Army Duck Rainforest tours on land and water, the Pamagirri Aboriginal Experience and the iconic Australian animals in the Koala & Wildlife Park.”Rainforestation Nature Park

Ada Apa di Rainforestation Nature Park?

Secara garis besar ada 3 aktivitas utama di Rainforestation ini.

1. Army Duck Rainforest Tour

Karena setting lokasinya ada di hutan hujan yang basah, maka cara terbaik untuk menjelajahi hutan di sekitarnya adalah dengan menggunakan Army Duck. Kendaraannya seperti kombinasi truk bak terbuka dengan perahu. Katanya mereka impor dari Amerika, dibuat sekitar tahun 1940-an dan bekas dipakai untuk Perang Dunia II.

Sama seperti bebek yang bisa berenang di air dan jalan di darat, Army Duck ini juga bisa dikendarai di atas tanah maupun di permukaan air. Rute yang kami lewati berupa jalanan sempit curam yang diapit oleh berbagai pepohonan khas hutan hujan, kemudian nyemplung ke danau kecil dan keliling-keliling sebentar sebelum naik lagi.Army Duck TourSepanjang perjalanan selama kurang lebih 45 menit, sang pemandu dengan semangat menjelaskan beberapa tumbuhan yang unik. Salah satu yang kami ingat banget adalah stinging plant – tanaman yang kalau dipegang daunnya bisa terasa seperti tersetrum listrik dan panas terbakar.

Bahkan si pemandu kami pernah 5 bulan ga bisa pakai tangan kiri karena ga sengaja pegang tanaman itu. Ada juga korban yang sampai meninggal. Kalau lagi beruntung, beberapa penghuni hutan kadang menampakkan diri. Binatang maksudnya, bukan makhluk halus.

2. Pamagirri Aboriginal Experience

Ngga banyak aktivitas wisata yang melibatkan budaya suku Aborigin sebagai pemeran utamanya. Di sini beberapa orang Aborigin memegang peranan penting dalam menyajikan atraksi budaya Aborigin yang memang tidak terlalu sering ditampilkan.

Selain menyaksikan tarian tradisional, pengunjung juga bisa lebih dekat mengenal sebagian budaya Aborigin melalui Dreamtime Walk. Dalam sesi tersebut kita bisa mencoba memainkan alat musik khas didgeridoo, melempar boomerang serta melihat peragaan melempar tombak menggunakan alat bantu bernama “Woomera”.Lempar Tombak Pakai Woomera

3. Koala & Wildlife Park

Sudah bisa ditebak dari namanya kalau di dalamnya ada hewan-hewan khas Australia di antaranya: koala, wallaby dan kangguru, dingo, kasuari, wombat, kookaburra, buaya serta beberapa reptil lainnya. Areanya tidak terlalu besar, tapi cukup menarik karena kita bisa berinteraksi langsung dengan wallaby dan kangguru yang berkeliaran bebas (tidak dikandangin). Jangan takut, binatang lainnya sih dikandangin. Serem kan kalau buayanya dikencarin begitu aja. Kalau mau foto bareng koala juga bisa koq, ada tempat khususnya.Koala & Wildlife ParkKetiga atraksi tersebut bisa dinikmati pakai Big Nature Package. Kalau mau ngecer juga bisa sih, tapi sudah sekalian di sini, sekalian aja ambil tiga-tiganya toh. Harganya lebih murah pula kalo ngambil satu paket.

Berapa Lama Waktu Kunjungan Optimal?

Meskipun dari luar dan sekilas tempat ini tidak terlalu besar, untuk bisa keliling-keling tempat ini secara maksimal dengan tidak terlalu terburu-buru butuh waktu setidaknya 3.5 – 4 jam. Kalau mepet banget waktunya mungkin bisa dikebut jadi minimal 2.5 jam.

Kenapa butuh waktu cukup lama? Karena 3 aktivitas wisata tersebut dijalankan dalam slot-slot waktu tertentu. Untuk tarian tradisional cuma ada 3 pertunjukan per hari. Untuk Army Duck kalo ga salah dijalankan 30 menit sekali tapi mereka punya 3 platform dan di satu platform bisa sekali jalan 2 Army Duck.Pamagirri Aboriginal DanceUntuk Koala & Wildlife Park pertama kali masuk akan ditemani oleh pemandu dan semua orang dalam kelompok tersebut diharapkan ikuti dulu penjelasan pemandu selama kurang lebih 30 menit. Setelah selesai, boleh masuk lagi koq kalo masih mau main-main sama kangguru atau wallaby-nya.

Gimana cara ngatur waktunya? Ga usah bingung karena begitu beli pass di konter, staffnya akan langsung ngasih jadwal yang harus kamu ikuti. Jam sekian nonton dance, jam sekian naik Army Duck dan jam sekian harus sudah ada di depan pintu Wildlife Park. Pokoknya tinggal ikutin aja, dijamin ga akan ketinggalan atraksinya.Feeding Wallabies

Cara ke Rainforestation Nature Park Kuranda

Tergantung kalian stay di mana, ada beberapa cara kalau mau ke Rainforestation:

  • Sewa mobil dari Cairns – ini adalah opsi yang paling fleksibel karena dengan punya kendaraan sendiri bisa lebih bebas ke sana kemari tanpa terikat jadwal transportasi umum. Kemarin kami sewa mobil dengan pesan online dan diambil langsung begitu mendarat di bandara Cairns. Kami pesan mobil sedan yang kecil saja, harga sewa per hari $40 dan kami sewa dari EuropCar. Ada banyak pilihan rental car agency yang bisa diambil di airport: Avis, Budget, Thrifty, dll. Tinggal banding-bandingkan saja jenis mobil dan harganya.
  • Ambil paket tur – ini opsi yang paling ga ribet. Tinggal browsing agen tur yang jualan paket ke Rainforestation ini, pesan online, langsung deh diantar jemput ke lokasi. Salah satu tur agen yang menawarkan paket ini misalnya Tropic Wings.
  • Naik bis dari Cairns – ada satu perusahaan bis (Trans North) yang punya rute Cairns – Kuranda – Cairns dan bisa berhenti di Rainforestation. Mulainya dari Cairns Central Station dengan frekuensi 5 kali sehari.
  • Shuttle bus – opsi ini cuma buat yang stay di Kuranda. Ada shuttle bus bolak-balik dari Australian Butterfly Sanctuary di Kuranda Village ke Rainforestation setiap 30 menit. Harganya $7 / $ 12 (sekali jalan/PP) untuk dewasa dan setengah harga untuk anak-anak.

Pamagirri Dreamtime Walk

Rainforestation Nature Park Kuranda
www.rainforest.com.au
Jam buka: Setiap hari 09:00 – 16:00 (kecuali hari Natal — libur)
Harga Big Nature Package: $49 (Dewasa), $24.50 (Anak-anak), $122.50 (Family — 2 dewasa + 2 anak)

The post Rainforestation Nature Park Kuranda: Paket Wisata Lengkap dekat Cairns appeared first on Pergi Dulu.

10 Tempat Seru dalam Road Trip Rute Darwin – Sydney

$
0
0

Road trip lagi! Koq kayaknya sering banget road trip di Australia? Well…iya sih soalnya Australia cocok banget buat dijelajahi dengan cara road trip. Secara negaranya luas banget dan banyak tempat seru yang kayaknya agak repot kalau dikunjungi satu-satu pakai transportasi publik. Jadinya sekalian aja dibablas pake road trip dari satu titik ke titik lain, dan dari hari satu ke hari berikutnya ada banyak tempat yang bisa disinggahi.

Road trip pertama kami Juli 2012 waktu Backpackneymoon, dengan rute Sydney ke Uluru balik lagi ke Sydney (durasi 18 hari). Road trip berikutnya July 2014, dengan rute dari Sydney ke arah north coast of New South Wales, Brisbane, Sunshine Coast kemudian masuk inland lewat Carnavon Gorge dan balik lagi ke Sydney (durasi 12 hari). Road trip selanjutnya Juni 2015 dengan rute Darwin – Perth – Adelaide – Melbourne (durasi 28 hari). Road trip paling baru Juni 2017 dengan rute Darwin – Alice Springs – Adelaide – Canberra – Sydney (durasi 21 hari).Sunset Di Mindil Beach DarwinDengan durasi selama itu tentu ada banyak tempat seru yang bisa dikunjungi. Berikut ini kami bagikan 10 highlight tempat seru yang kami kunjungi selama road trip dengan rute Darwin-Sydney yang terakhir kami lakukan. Kebanyakan berupa taman nasional, tapi di dalam taman nasionalnya itu masih bisa di-breakdown lagi jadi banyak spot keceh.

1. Litchfield National Park

Taman nasional ini lokasinya ga terlalu jauh dari Darwin, paling sekitar 2 jam udah sampe. Highlight di Litchfield adalah….main air! Karena di sini banyak air terjun, cascade, waterhole dan sungai-sungai yang membentuk plunge pool di beberapa titik. Jadi tema di sini adalah basah-basahan. 2 air terjun utamanya yang bisa dipake berenang adalah Florence Falls dan Wangi Falls. Selebihnya masih banyak spot-spot yang berhubungan dengan celup-celup di air dan sedikit jalan kaki. Tentang Litchfield National Park ini (tumben) kami udah pernah nulis sebelumnya. Silakan cek aja di sini ya.Litchfield National Park

2. Kakadu National Park

Ini juga dulu kami sudah pernah ke sini dan kali ini kami mampir lagi karena memang keren sih tempatnya. Sayangnya park fee untuk Kakadu ini sudah naik, kalau dulu kami bayar $25 per orang, kali ini sudah naik jadi $40 per orang untuk akses jelajah selama 14 hari. Kakadu National Park sangat kental dengan budaya bangsa Aborigin dan ada banyak spot-spot yang sejarahnya berumur puluhan ribu tahun yang lalu. Tentang Kakadu National Park selengkapnya bisa dibaca di sini (yang tumben sudah pernah ditulis juga ;)).Kakadu National Park

3. Nitmiluk National Park

Berlokasi di dekat kota bernama Katherine, Nitmiluk ini jangan sampai dilewatkan. 2 spot utama yang ada di Nitmiluk National Park ini adalah Katherine Gorge dan Edith Falls. Katherine Gorge ukurannnya sangat besar, bisa dijelajahi dengan cara jalan kaki beberapa hari atau kalau dari sungainya bisa naik cruise ataupun kayaking (tergantung musim, kalau habis musim hujan biasanya suka ada buaya yang berkeliaran).

Dulu kami jalan kaki ke Pat’s Lookout yang jaraknya sekitar 5 km dari tempat parkir. Cakep pemandangannya. Kali ini kami ke Baruwei Lookout yang jaraknya paling deket dengan Visitor Information Center. Mantap juga pemandangannya, cocok banget buat menikmati sunset.

Di Edith Falls, karena air terjunnya bertingkat-tingkat, ada loop yang melewati bagian bawah air terjun sampai ke bagian atasnya. Jaraknya 2.6 km tapi tidak terlalu susah track-nya dan pemandangan sepanjang jalannya juga bikin senang.Nitmiluk National Park

4. Mataranka (Elsey National Park)

Yang seru dari Mataranka ini adalah natural hot spring dengan setting hutan tropis. Jadi, tidak seperti pemandian umum di Garut yang kebanyakan sudah dibuat kolam renang ataupun Sari Ater yang juga sudah banyak dipermak. Di Mataranka ini ada 2 spot natural hot spring yang terkenal: Bitter Springs dan Mataranka Thermal Pool.

Kami lebih suka Bitter Springs karena setting-annya lebih rustic. Seperti sungai yang kiri kanannya dipenuhi rumput dan pepohonan, bahkan di dalamnya masih banyak ikan dan penyu air tawar. Airnya hangat alami, enak banget pas lagi dingin-dingin langsung nyemplung. Siap-siap aja nanti begitu naik langsung handukan karena pasti dingin banget. Dua-duanya baik Bitter Springs ataupun Mataranka Thermal Pool akses masuknya GRATIS.Mataranka Bitter Spring

5. Devils Marbles / Karlu Karlu

Di dekat Tennant Creek ada suatu area yang banyak batuan besar bulat-bulat seperti kelereng raksasa. Mungkin itu sebabnya tempat ini dinamakan Devils Marbles. Sebenarnya ga semua bebatuannya bulat sempurna seperti kelereng sih, tapi secara keseluruan kalau dilihat batunya bulat-bulat. Areanya cukup luas dan kalau mau camping di sana juga bisa.

Ada banyak formasi bebatuan yang menarik, di antaranya bebatuan yang mulus terbelah dua di tengahnya dan dua batu yang posisinya terlihat seperti kalau didorong sedikit bakal bergulir. Di sana juga dijelaskan secara ilmiah kenapa bebatuannya bisa berbentuk seperti itu. Singkatnya akibat pengaruh cuaca dan erosi selama jutaan tahun.Devils Marbles

6. Tjoritja / West MacDonnell National Park

Taman nasional ini mengcover area pegunungan MacDonnell yang ada di sebelah barat Alice Springs. Awalnya kami agak khawatir tidak bisa eksplor tempat ini karena kendaraan kami 2WD dan banyak jalur yang sebaiknya pakai kendaraan 4WD. Tapi rupanya dalam 2 hari keliling taman nasional ini kami dapat banyak banget tempat yang menarik. Fasilitas di taman nasionalnya pun sangat memadai dengan adanya keran air minum di mana-mana, alat BBQ gas hingga camp ground.

Beruntungnya lagi, waktu kami ke sana ada potongan jalan yang baru saja 2 minggu dibuka. Jalanan tersebut menghubungkan rute ke arah Kings Canyon yang masih unsealed dengan Hermannsburg. Jadinya sekarang kita bisa melakukan loop. Jauh lebih enak karena ga usah lewat jalan yang sama lagi.

Di West MacDonnell National Park ini kebanyakan objek wisatanya berupa gorge (ngarai) dan gap (celah kecil di antara 2 bukit tinggi). Tapi tanpa mengunjungi setiap gorge atau gap pun kami sudah sangat menikmati pemandangan sepanjang loop karena kontur alam pegunungannya keren banget. Untuk lebih detail mengenai spot apa saja yang ada di West MacDonnell National Park, akan kami tuliskan di postingan terpisah. (saking banyaknya spot cakep!!)West Macdonnell National Park

7. Uluru – Kata Tjuta National Park

Pertama kalinya road trip di Australia tahun 2012 adalah karena pengen ke Uluru (Ayers Rock). Meskipun sudah pernah ke sana, kali ini road trip bawa teman yang baru pertama kali ke Australia pengen nunjukin Uluru & Kata Tjuta ini. Dan memang untuk kedua kalinya tempat ini tidak mengecewakan. Uluru yang notabene merupakan sebongkah batu besar (monolith) tidak semembosankan definisinya. Memang agak sulit menjelaskan ada apa di Uluru, tapi begitu tiba di sini, pasti bisa merasakan perasaan yang istimewa tersebut.

Kalau Uluru satu bongkah batu, Kata Tjuta terdiri dari banyak bukit batu. Karena itu cara paling recommended untuk bisa menikmati Kata Tjuta (The Olgas) ini adalah dengan jalan kaki mengambil rute Valley of the Winds. Agak nanjak dikit sih, tapi worth it lah pemandangannya.Kata TjutaOne of the best part of visiting Uluru & Kata Tjuta adalah menikmati sunset/sunrise-nya. Karena tiket masuk taman nasional ini $25 per orang untuk 3 hari, banyak orang yang sengaja menghabiskan waktu 3 hari di sini. Kalau punya waktu 3 hari sih lebih santai ngejar sunset/sunrise-nya. Karena di masing-masing Uluru/Kata Tjuta ada viewing platform berbeda untuk sunrise dan sunset. Jadi kalau mau dijabanin satu-satu butuh waktu setidaknya 2 hari.

Kemarin ini kami dapat sunset di Uluru yang……PETJAAAHHHHH BANGEETTTTT!!! Karena dulu udah pernah liat sunset dari sunset viewing spot, kali ini kami liat sunsetnya dari sunrise viewing spot. Gak nyesel!! 😉Uluru Ayers Rock

8. Kings Canyon (Watarrka National Park)

Ini juga salah satu spot favorit kami selama road trip di Red Centre. Paling mantap kalau ambil jalur Rim Walk karena bisa keliling di atas tebing dan pemandangannya sangat luas. Awalnya agak ngos-ngosan karena naiknya lumayan ngegas di deretan tangga curam (sampe disebut heart attack hill). Tapi setelah itu ga gitu naik turun koq.

Paling gila adalah pemandangan tebing yang jatuh tegak lurus ratusan meter. Bikin deg-degan dan gemeteran kalo terlalu deket liatnya. Apalagi ga ada pagar sama sekali di sepanjang sisi tebing. Kalau ga mau cape, bisa ambil yang jalur bawahnya. Tapi kami sih belum pernah jadi ga bisa kasih gambaran pemandangannya.Kings Canyon

9. Junee Licorice & Chocolate Factory

Udah bosen baca tentang taman nasional? Hehe….maklum, di Australia ini buanyak banget taman nasional, baik yang terkenal maupun yang kecil-kecil. Kasih 1 yang bukan taman nasional deh. Setelah selesai dari Red Centre kami sempat bingung mau mampir ke mana lagi sebelum balik ke Sydney. Kemudian Adam keinget ada pabrik licorice yang sepertinya menarik untuk dikunjungi di Junee.

Kami ikut tur harian yang diadakan setiap jam. Cuma $5 per orang koq. Di sana dijelaskan sejarah pabrik tersebut, cara buat licorice dan dikasih sample juga. Menarik banget ternyata karena pabrik tersebut dulunya tempat pengolahan tepung. Kemudian pemiliknya memutuskan untuk membuat licorice karena licorice memiliki kandungan tepung yang cukup tinggi. Dari licorice murni mereka pun berkembang dengan kombinasi licorice dan coklat.

Bangunan dari Licorice & Chocolate Factory ini sangat unik. Setengah bertembok batu bata, setengah lagi seng. Konon katanya dulu saat berupa pabrik tepung, itu untuk meminimalisasi kerugian jika terjadi kebakaran. Bagian dalamnya juga sangat klasik dengan banyak sentuhan kayu dan seng. Kalau tidak mau ikut tur bisa jalan-jalan sendiri dan nongkrong di cafenya sambil minum coklat hangat atau kopi.Junee Licorice & Chocolate Factory

10. Kosciuszko National Park

Yang terakhir ini sebenarnya ga terlalu direncanakan. Cuma diputuskan ke sini karena pengen lewat jalur yang kemungkinan bersalju. Ternyata terlalu awal karena meskipun dingin banget tapi belum ada salju. Tapi pemandangan sepanjang jalan cakep banget, agak mirip dengan pemandangan di jalur bis dari Puerto Natales menuju titik awal jalur Torres del Paine National Park di Patagonia, Chile. Nuansanya kuning dari warna ilalang kering, mungkin karena sedang musim dingin.

Katanya kalau lagi deep winter, jalanan di sini bisa tertutup salju dan kendaraan yang lewat sini harus pakai snow chain. Di Kosciuszko National Park ada banyak jalur trekking tapi kami belum sempat coba. Kami cuma camping 1 malam di Denison Camping Area, seru banget campgroundnya, ada banyak kangguru dan wallaby yang berkeliaran. Kapan-kapan mesti balik lagi nih buat jelajah taman nasional ini plus icip-icip beberapa hiking route-nya.Kosciuszko National ParkDi luar 10 tempat yang disebutkan di atas tentunya ada banyak spot menarik yang dilewati dalam rute road trip Darwin – Sydney. Cuma kami kasih highlight-nya saja dan kebanyakan memang berupa pemandangan alam di taman nasional. Gimana? Jadi makin tertarik pengen coba road trip pake rute ini?

Kalo ga punya waktu selama 21 hari ya bisa dipotong-potong sih, disesuaikan aja dengan waktunya. Saran kami, kalau bisa untuk road trip yang durasinya agak panjang, ambil rute loop atau satu jalan (mulai dari titik A dan berakhir dari titik B) supaya ga harus lewat jalan yang sama lagi. Kalau memang waktunya cuma sebentar ya paling ambil starting point di salah satu kota besar kemudian eksplor area di sekitarnya dan balik lagi ke kota tersebut.

Selamat merencanakan rute road trip di Australia! 😉

The post 10 Tempat Seru dalam Road Trip Rute Darwin – Sydney appeared first on Pergi Dulu.


Rekomendasi Cafe Enak di Taipei City, Taiwan

$
0
0

Di Taipei ada banyak cafe yang bagus untuk nongkrong-nongkrong, minum kopi, kongkow bareng teman ataupun kerja pakai laptop dan wifi. Selain hunting kuliner lokal di Taipei, kami juga sempat mengunjungi beberapa cafe/coffee shop dan berikut ini adalah daftar cafe terbaik di Taipei berdasarkan pengalaman kami.

Woolloomoolloo

Cafe yang diberi nama mengikuti nama sebuah suburb di inner-Sydney ini langsung menarik perhatian Adam yang notabene asalnya dari Sydney. Cafe ini punya beberapa cabang dan kami mencoba yang lokasinya di Xinyi. Kami tiba di sana saat peak hour dan…..rame banget!!

Makanan yang disajikan di sana bisa dibilang standard Aussie style breakfast seperti sandwich, sausage rolls dan big brekkies. Kami mencoba big brekky (NT$320), cappuccino (NT$130) dan mocha (NT$150). Menurut kami mocha-nya enak tapi cappuccino-nya weak dan disajikan menggunakan gelas Latte — tidak bagus. Semua harga di sini masih ditambah lagi pajak 10%.Yang kedua, big brekkie-nya mengecewakan. Scrambled egg-nya tidak pakai garam sama sekali, roasted tomato-nya masih keras, tapi baked bean-nya tasty sih. Harusnya bisa lebih baik dari ini.

Harga di cafe ini mahal banget, bisa dibilang salah satu yang termahal yang pernah kami coba, khususnya untuk kopi. Selain itu menu di sini agak kuno dibandingkan dengan cafe-cafe yang ada di Australia atau bahkan jika dibandingkan dengan cafe terbaru di Bangkok. Meskipun demikian, Woolloomoolloo merupakan pilihan cafe ok yang menyajikan makanan reasonable dan punya vibe menyenangkan. Di sini bisa bayar pake kartu kredit dan ada wifi gratis.

Double L Patisserie

Waktu kami ke sini lagi hujan dan kami pengin banget mencoba toko pastry kecil yang berlokasi di suburb tenang di kota Taipei ini. Dan ternyata usaha kami hujan-hujanan ke toko pastry ini tidak sia-sia.

Staff yang berbahasa Inggris dengan sabar menjelaskan semua cake yang mereka punya hari itu dan juga minuman yang tersedia. Akhirnya kami pesan semacam caramel cake dan strawberry & cream tart. Untuk minuman, kami pesan latte dan minuman matcha susu panas.Double L TaipeiHarga totalnya NT$600, mahal sih. Tapi sebanding karena kualitanya bagus dan rasanya pun enak banget.

Strawberry tart yang kami coba memiliki base yang keras. Awalnya kami tidak suka, tapi karena rasanya enak lama-kelamaan kami menikmati base biskuit tersebut. A winning tart.

Caramel cake-nya padat dan lagi-lagi awalnya kami kurang suka. Tapi karamelnya sangat sempurna dan chewy sehingga akhirnya kami sangat menikmatinya.

Double L ini sebuah pattiserrie kecil yang fantastik bagi penyuka coffee dan cake.

Cafe Laku Laku

Coffee shop ini bagus banget dan menjual beberapa kopi terbaik dari seluruh penjuru dunia termasuk beberapa biji kopi COE (Cup of Excellence). Adam mencoba cappuccino (NT$140) dan sejauh ini salah satu best coffee di Taiwan. Susan pesan satu teko teh seharga NT$180 dan enak juga. Tapi mahal banget!Bergeser ke cake, kami mencoba matcha cake dan chocolate cake yang totalnya NT$280, jadi kami asumsikan harganya masing-masing NT$140. Keduanya enak banget dan worth it meskipun kami jalannya agak jauh untuk ke cafe ini.

Di sini ada wifi gratis yang ngebut dan meja-meja di sini juga sengaja diset untuk tamu-tamu yang bekerja pakai laptop. Kesimpulannya, tempat ini recommended banget untuk dikunjungi.

Coffee Lab

Coffee Lab merupakan coffee shop yang cozy dan cute, berlokasi di sebuah gang kecil tidak jauh dari Creative Park. Adam punya harapan yang tinggi begitu melihat banyaknya jenis single origin coffee yang tersedia di sini. Sayangnya cappuccino yang Adam pesan tidak memiliki standar internasional yang diharapkan. Bahkan bisa dibilang tidak seenak kopi berkualitas yang kami dapatkan di Indonesia dan jauh banget dengan standar kopi enak di coffee shop Australia.Coffee Lab TaipeiNunggu kopinya lumayan lama, butuh 20 menit sebelum kopinya siap. Tapi bukan berarti kopinya tidak enak. Kopinya enak, cuma tidak mencapai standar yang diharapkan.

Buat yang tidak terlalu ribet dengan standar kopi, di sini ada banyak minuman lainnya koq. Susan pesan Honey Lemon yang segar dan enak. Kedua minuman tersebut totalnya NT$285. Selain itu di cafe ini ada beberapa kucing gendut dan lucu yang hilir mudik dan menarik para perhatian pengunjung buat selfie atau foto-foto. Worth a visit kalau kamu sedang berada di dekat Creative Park.

Dawn Surf & Co. Cafe

Kami suka banget cafe ini. Atmosfernya sangat santai dan menyenangkan. Tempat duduknya beragam mulai dari sofa empuk, kursi meja kerja dan meja bar panjang untuk sekedar minum kopi.

Kami mencoba cappuccino (NT$140) dan jadi salah satu kopi favorit di Taipei. Cukup strong, tekstur susunya lembut dan suhunya pas. Selain kopi kami juga pesan steamed milk green tea (NT$150) yang juga enak.

Di cafe ini tersedia makanan juga tapi sejujurnya kami kurang tertarik dengan menu makanan yang ditawarkan di sini. Kami sempat melihat orang lain pesan toasted sandwiches dan kelihatannya sih enak-enak saja. A top cafe in Taipei.Dawn Surf And Co

Kiosk

Sungguh sebuah tempat yang fantastik untuk menikmati kopi dan ngemil, atau bahkan makan siang. Di sini ada banyak pilihan single origin coffee dan juga house blend untuk kopi yang ditambah susu.

Cappuccino (NT$150) di sini merupakan salah satu favorit di Taipei dan bisa dibilang salah satu yang etrbaik di Taipei. Silky smooth milk, suhunya pas dan rasanya enak.Kopi Di The Kiosk TaipeiKami juga sempat mencoba beberapa toasted sandwich yang tersedia dengan berbagai pilihan topping. Pilihan kami jatuh pada grilled cheese with sautéed mushroom dan spicy sausage meat with roasted red pepper. Dua-duanya enak banget dan sebanding dengan harga NT$180/190.

Cafe ini punya fitout yang modern dengan beberapa meja komunal dan ada juga beberapa meja kecil untuk 2 orang. Ketika kami di sini ada beberapa orang yang kerja pakai laptop dan kadang tempat ini penuh sehingga harus masuk waiting list dan tunggu di depan. Kami suka banget tempat ini. Wajib dikunjungi!The Kiosk TaipeiSekian rekomendasi kami untuk beberapa cafe enak di Taipei. Kota ini cocok banget untuk cafe hopping. Silakan tinggalkan komen dan beritahu kami cafe favorit kamu di Taipei!

The post Rekomendasi Cafe Enak di Taipei City, Taiwan appeared first on Pergi Dulu.

1 Hari Itinerary Liburan di Cairns

$
0
0

Cairns memang bukan tujuan populer buat para wisatawan Indonesia di Australia, tapi sebenernya Cairns lumayan populer di kalangan backpacker Barat. Kenapa? Karena Cairns ini cuacanya tropis dan pemandangannya pun kombinasi mantap hutan tropis lebat dan pesisir pantai panjang berpasir putih. Maklum, bule-bule Eropa suka banget matahari, dan di Cairns ini pun travelingnya bisa murah kalau sewa mobil sambil camping gratis di spot-spot cakep.

Kalau sebelumnya kami sudah pernah menuliskan tentang Rainforestation Nature Park Kuranda yang memang lokasinya tidak jauh dari Cairns. Kali ini kami mau nambahin lagi opsi atraksi wisata di sekitar Cairns. Siapa tau ada yang berminat ke Cairns, khususnya para pejuang WHV (Working Holiday Visa) yang sedang mencari sesuap berlian di Australia. (Pssttt…peluang kerja di sekitar Cairns lumayan bagus juga loh, karena ada banyak holiday resort yang ga nolak pekerja casual).Kemarin kami mengisi waktu hampir seharian untuk menjelajahi sebagian hutan hujan di dekat Cairns. Ada 2 atraksi wisata yang seru di sana, yaitu naik cable car dan naik kereta wisata melewati lebatnya hutan hujan. Kedua atraksi wisata ini dikelola oleh 2 perusahaan yang berbeda, tapi bisa digabungkan sehingga jadi 1 hari itinerary. Jadi kami naik ke Kuranda pakai cable car, dari Kuranda turunnya naik kereta. Kalau mau PP di masing-masing cable car ataupun kereta juga bisa, tapi berarti makan waktu lebih lama dan yang pasti biayanya juga double.Cable Car Di Cairns

Skyrail Rainforest Cableway

Atraksi ini berupa cable car yang menghubungkan Stasiun Smithfield di dekat Cairns dengan desa kecil Kuranda di atas bukit. Sebenarnya Kuranda sendiri bisa dikunjungi dengan menggunakan bis ataupun sewa mobil. Tapi tentunya naik cable car lebih seru karena bisa menikmati pemandangan hutan hijau dari atas dan laut biru sekaligus.

Total perjalanan sekali jalan memakan waktu sekitar 1.5 jam dengan sudah memperhitungkan waktu di 2 stop sebelum Kuranda. Jadi, sebelum tiba di tujuan akhir Kuranda, ada 2 stop di mana penumpang bisa turun/naik. Yang pertama adalah Red Peak Station. Di sana kita bisa jalan-jalan cantik di boardwalk yang melewati beberapa tumbuhan khas hutan hujan dan pemandangan luas di salah satu viewpoint-nya.Skyrail Rainforest CablewayStop ke-2 adalah Barron Falls Station. Lebih seru karena areanya lebih luas. Bisa jalan ke beberapa view point untuk melihat air terjun Barron Falls dan Barron Gorge yang besarnya luarrrrr biasa. Sayangnya kemarin waktu ke sana sedang musim dingin sehingga airnya tidak terlalu banyak. Kalau lagi musim hujan debit airnya bisa tinggi sekali. Tak heran Barron Falls ini hingga saat ini masih aktif dipakai untuk PLTA. Selain pemandangan alam, di stop ini juga ada Interpretation Centre yang secara interaktif menjelaskan seluk beluk terciptanya dan berlangsungnya ekosistem hujan hujan.Skyrail Rainforest Cableway ini bukan sekedar cable car tapi juga menawarkan experience secara menyeluruh menikmati hutan hujan yang biasanya sulit dirasakan oleh orang awam. Sepanjang perjalanan dari bawah sampai atas, bahkan dari tower ke tower memberikan pemandangan yang beragam dan tidak membosankan. Kalau mau lebih seru lagi, upgrade ke Diamond View Gondola. Dengan gondola tersebut, kita bisa menikmati pemandangan di bawah kaki kita karena lantainya bening. (PS: jangan ambil gondola ini kalau kamu takut ketinggian….hehe)Diamond View Gondola

Tips: Jangan kaget atau khawatir saat gondola melambat atau berhenti karena kadang mereka sengaja melambatkan atau kalau perlu berhenti untuk membantu penumpang yang menggunakan kursi roda. 

Kuranda Village

Jujur desa ini menarik banget. Main area-nya memang terasa turistik banget karena semua toko-toko dan restoran di sini targetnya turis. Sepanjang jalan di kiri kanan ada banyak toko souvenir, boutique, hingga tempat makan. Bangunan-bangunannya sangat rapi dan banyak yang dicat warna cerah, tembok-tembok pun tak luput dari mural bernuansa Australia dan budaya khas Aborigin.

Sebagian makanan di jalanan utama agak mahal, tapi kami sempat masuk ke area food court dan di sana kami menemukan penjual sosis asli dari Jerman yang menyajikan sosis bakar lengkap dengan sauerkraut (kol asam khas Jerman) dengan harga $7.50 (kebanyakan makanan lain di sana di atas $10).Makanan Jerman Di KurandaKemarin kami cuma waktu sekitar 1 jam di Kuranda Village karena sudah pegang tiket Kuranda Scenic Railway dari stasiun di Kuranda. Kayaknya salah kami karena agak kelamaan di 2 stop sebelumnya. Kami pikir ga terlalu banyak yang bisa diliat di Kuranda Village jadinya santai-santai. Ternyata ada banyak atraksi wisata di Kuranda Village seperti: Australian Butterfly Sanctuary, Birdworld Kuranda, Kuranda Koala Gardens, dll.Salah satu tempat menarik lainnya adalah Kuranda Rainforest Markets yang isinya banyak kios-kios makanan dari berbagai negara (penjualnya asli orang sana), seperti Turkish food, French food, bahkan ada makanan Indonesia (cuma liat papan petunjuknya, tapi ga nemu kiosnya). Menyusuri gang-gangnya sangat seru karena masing-masing kios sangat berkarakter dan bernuansa hipppie. Sayangnya karena waktu kami terbatas, jadinya kami agak ngebut di sana supaya ga telat naik keretanya.

Tips: siapkan waktu 1.5 – 2 jam kalau mau santai explore Kuranda Village. Apalagi kalau mau masuk ke salah satu / beberapa atraksi wisatanya. 

Kuranda Scenic Railway

Setelah puas keliling-keliling Kuranda Village, kami naik Kuranda Scenic Railway yang jalurnya berliku-liku melewati lebatnya hutan hujan di mana sebagian areanya termasuk dalam Barron Gorge National Park yang tercatat sebagai salah satu World Heritage List di tahun 1988. Dulunya jalur kereta ini dibuat untuk membantu supply di area-area yang sulit terjangkau. Stasiun Kuranda yang masih beroperasi hingga saat ini rupanya dibuka tahun 1915.Begitu masuk gerbong kereta Kuranda Scenic Railway ini terasa banget suasana kuno jaman dulu. Gerbongnya sangat lebar dan cuma ada 1 kursi panjang di tiap barisnya. Interiornya didominasi dengan bahan kayu dan didekorasi dengan foto-foto hitam putih tentang pembangunan jalur kereta ini. Kemarin kami ambil yang Heritage Class berupa gerbong standar. Kalau mau lebih mewah lagi bisa ambil yang Gold Class, kemungkinan tempat duduknya lebih nyaman dan ada welcome drink.

Perjalanan kereta memakan waktu hampir 2 jam dengan melewati beberapa spot menarik di antaranya Barron Falls Station, Glacier Rock & Red Bluff & Stoney Creek Falls. Bahkan dikasih waktu 10 menit untuk berhenti di Barron Falls dan turun ke viewing platform untuk melihat Barron Falls dari sisi yang berbeda dengan yang di stasiun Skyrail.Interior Kuranda Scenic RailwaySepanjang jalan ada audio yang menjelaskan mengenai sejarah dan fakta di masing-masing spot. Bahkan ada spot yang sebelumnya udah dikasih warning lewat pengeras suara “Siap-siap, bagi penikmat fotografi sebentar lagi di depan sana ada spot ca’em buat moto seluruh rangkaian kereta karena posisi rel berbelok melingkar.” — ya kurang lebih begitu lah intinya 😉 Seriusan! No joke!

Setelah 1 jam 55 menit, kereta berhenti di Stasiun Freshwater. Karena agak sulit tranportasi umumnya, sebagian besar penumpang kereta yang turun di sana sudah booking shuttle bus untuk kembali ke Stasiun Smithfield di mana mereka memarkir kendaraannya. Masih ingat kalau sebelumnya kita parkir di Smithfield untuk naik Skyrail (cable car)? Nah…untuk balik ke sana dari Freshwater ada shuttle bus, harganya $9.50 per orang. Tapi sebaiknya pesan dulu saat beli tiket karena mereka cuma jemput orang yang namanya sudah tercantum. Kayaknya kalau go-show agak repot karena Freshwater itu stasiun yang keciiilll banget. Ga ada transportasi umum di sekitarnya.

Note: kalau kamu stay di Cairns, kereta ini berhentinya di Stasiun Cairns. Jadi mungkin bisa langsung turun di Cairns saja. 

Informasi lain-lain

Kemarin ini kami tiba di Stasiun Smithfield sekitar jam 11 siang dan balik lagi ke sana sekitar jam 4 sore. Lumayan kan buat ngisi 1 hari kamu di Cairns. Kalau mau digeser-geser jamnya juga bisa koq, paling cocokin aja sama jadwal kereta karena keretanya cuma jalan 4x sehari. Jadi mending cocokin sama kereta soalnya kalo cable car sih non-stop jalannya selama masih operating hour. Cek jadwal kereta di sini.

Kalau ga mau repot, langsung aja beli paket kombinasi Skyrail dan Scenic Railway plus shuttle bus-nya. Paket bisa dipesan online baik dari website Skyrail maupun Scenic Railway di bawah ini, atau beli langsung ke salah satu loket tiketnya.Beli Tiket Skyrail

Skyrail Rainforest Cableway
Harga tiket dewasa:
$51 (one way), $77 (PP)
Harga tiket anak-anak: $25.50 (one way), $38.50 (PP)
Jam buka: setiap hari 09:00 – 17:15
www.skyrail.com.au

Kuranda Scenic Railway
Harga tiket dewasa Heritage Class: $50 (one way), $76 (PP)
Harga tiket anak-anak Heritage Class: $25 (one way), $38 (PP)
www.ksr.com.au

The post 1 Hari Itinerary Liburan di Cairns appeared first on Pergi Dulu.

General & Co., Bandung — Konsep Bagus, Eksekusi Mengecewakan

$
0
0

Kalau ada hal yang membuat kami ilfil terhadap sebuah cafe adalah ketika mereka menyajikan kopi yang tumpah. Kami mengalami hal tersebut di sini. Wajar jika pegawainya tidak sengaja tersandung sehingga kopinya tumpah. Tapi kalau tumpahnya sampai beleberan dan ada genangan kopi di bagian bawah cangkirnya, menurut kami itu tidak bisa diterima.Kopinya sendiri rasanya lumayan dan harganya juga ok. Makanannya standar dan suasananya cukup santai. Namun karena penyajian kopinya mengecewakan, terpaksa kami harus memberikan nilai buruk terhadap tempat ini.Bistik Oma Di General CoUntuk makanan, kami mencoba beef & cheese sandwich dan juga Bistik Oma. Makanannya lebih baik dibandingkan kopi beleberan yang datang sebelumnya. Bistik Omanya lumayan banyak porsi dagingnya dan rasa rempahnya juga cukup kuat. Harga makanan di sana tidak terlalu mahal dan menurut kami sangat terjangkau. (PS: Adam nemu sebongkah batu di sandwichnya — ouch!)Sandwich Di General CoFitout dari cafe ini lumayan bagus, banyak open air area-nya sehingga enak buat nongkrong-nongkrong bareng teman dalam kelompok besar. Bahkan bisa dibilang semua area cafe ini agak terbuka sehingga lebih bebas kalau mau merokok.Cafe ini lokasinya di depan area Paskal Hypersquare Food Market. Lebih enak nongkrong di sini dibandingkan di Food Market yang kadang repot cari tempat duduknya. Satu lagi yang sepertinya jadi plus point, di sini jual bir dan bukanya sampai tengah malam.

General & Co.
Paskal Hypersquare, Bandung
(0878) 2100 7028
Instagram: @general.co
Jam buka: 10:00 – midnight
Coffee: Rp19.000
Bistik Oma: Rp40.000
Beef Cheese Sandwich: Rp35.000

The post General & Co., Bandung — Konsep Bagus, Eksekusi Mengecewakan appeared first on Pergi Dulu.

Contrast, Bandung — Kopinya Mantap, Tempatnya Nyaman

$
0
0

Contrast merupakan tempat yang memiliki segalanya yang dibutuhkan untuk sebuah specialty coffee shop. Kami suka banget!

Tempatnya dari depan terlihat sempit namun rupanya bangunannya memanjang ke belakang. Fitoutnya sangat stylish dan modern, cocok banget dengan image coffee shop trendy tahun 2017.

Meskipun sudah dibuka sejak akhir tahun 2016, coffee shop ini berhasil mempertahankan konsitensi menyajikan kopi yang mantap dengan atmosfer tempat yang santai dan menyenangkan.Kami memesan magic yang menggunakan biji kopi asal Kolombia. Rasanya enak, tapi kalau lebih panas sedikit akan lebih mantap.

Harga di sini menurut kami masuk kategori menengah untuk pasaran harga kopi di Bandung, dengan standar kopi susu seharga Rp28.000. Tidak ada makanan berat di sini, tapi ada beberapa makanan kecil berupa brownies atau pastries.Koneksi wifi di sini cukup bagus. Bisa dipakai untuk kerja menggunakan laptop sewajarnya (tapi jangan dipakai untuk menguras bandwidth dengan streaming video ya). Cafe ini memiliki beberapa area tempat duduk: di teras depan (smoking), di dalam (AC, non-smoking), di kebun belakang (smoking) dan di lantai atas (AC, non-smoking, boleh digunakan dengan minimum pembelian — biasanya untuk meeting).Tampak Atas Contrast CoffeeSecara keseluruhan, Contrast adalah coffee shop yang bagus di Bandung dan saat ini menduduki posisi 5 terbaik coffee shop di Bandung. Recommended!

Contrast
Jalan Anggrek 46, Bandung
Instagram: @contrast.id
Jam buka: 08:00 – 22:00
Cappuccino: Rp28.000
Magic (w/ Colombian beans): Rp37.000

The post Contrast, Bandung — Kopinya Mantap, Tempatnya Nyaman appeared first on Pergi Dulu.

Sejiwa, Bandung — Berpotensi, tapi kurang maksimal

$
0
0

Pertama kali kami melihat bangunannya, kami berasumsi tempat ini pasti bagus. Bangunan besar 2 lantai yang sebagian besar strukturnya terbuat dari rangka besi dan kaca, dengan lantai keramik bernuansa abu-abu, sederet lampu sorot dan 2 buah Vespa sebagai dekorasi interior.

Kemudian kami melihat kalau staff di sini menggunakan jaslab (jas putih yang biasa digunakan di laboratorium — jadi inget jaman praktikum di sekolah dulu). Aneh banget deh coffee shop koq pegawainya pakai jas laboratorium. Kayaknya ga cocok 🙁Selain urusan jaslab, servisnya lumayan tanggap. Awalnya kami agak bingung karena ada tulisan “Wait to be seated” di atas meja di depan pintu masuk. Tapi setelah dicuekin beberapa menit pertama, kami inisiatif nanya “Boleh langsung duduk?” Mereka langsung mempersilakan. Sepertinya sign tersebut berlaku kalau lagi ramai sehingga harus nunggu staff nyariin tempat duduk. Kalau sepi, cuekin aja sign-nya.

Satu hal yang kami perhatikan, staff di sini terlihat bosan. Banyak yang main HP dan bercanda dengan sesama staff. Terlihat kalau kurang ada arahan kepemimpinan dari pemiliknya sehingga mereka terlihat sangat cuek.Lantai Atas Sejiwa CoffeeHarga menu di sini sangat bervariasi mulai dari harga cappuccino yang sangat reasonable (Rp26.000) hingga  semur daging seharga Rp60.000. French toast Rp25.000, Pho Rp60.000. Agak aneh melihat harga yang range-nya cukup besar, terutama karena biasanya makanan Barat harganya lebih mahal dibanding menu lokal.

Kopi yang kami pesan lumayan enak. Magic disajikan dalam gelas latte — sudah biasa sih di Indonesia, jadi dimaklumi saja.Kopi Di SejiwaMakanannya mengecewakan, berbeda jauh dengan kualitas kopinya. Brioche French Toast yang kami pesan ternyata bukan roti brioche melainkan roti putih biasa yang sangat lembek (soggy). Toppingnya berupa potongan pisang dingin yang dibalur crumb dan saus matchanya sangat menggumpal. Kami pernah pesan menu serupa di sebuah cafe di Bali, tapi yang itu jauh lebih enak.

Chicken Strips-nya lumayan enak, tapi tepungnya agak terlalu tebal.Sejiwa punya potensi yang besar untuk jadi tempat yang enak untuk kopi, nongkrong dan makan. Namun saat ini kami cuma bisa merekomendasikan tempat ini untuk ngopi saja. Oh ya, tempat ini lumayan luas dan wifi-nya kencang, jadi bisa santai nongkrongnya.

Sejiwa
Jalan Progo 15, Bandung
Instagram: @sejiwacoffee
Jam buka: 07:00 – 23:00
Magic: Rp28.000
Home Made Tea: Rp22.000
Chicken Strips: Rp35.000
Brioche French Toast: Rp25.000
* Semua harga belum termasuk 15.5% tax & service

The post Sejiwa, Bandung — Berpotensi, tapi kurang maksimal appeared first on Pergi Dulu.

Viewing all 891 articles
Browse latest View live