Kalau kamu berencana menjelajahi bagian selatan dari Pulau Bintan, baik dari resort kamu di bagian utara ataupun dari Tanjung Pinang di selatan, boleh banget masukin beberapa klenteng ke dalam itinerary kamu. Selama berada di Bintan Selatan, kami sempat mengunjungi beberapa klenteng/kuil yang masing-masing berbeda satu dengan yang lainnya dan punya keunikan tersendiri.
500 Lohan Temple
500 Lohan Temple adalah sebuah kuil Budha yang berlokasi sekitar 10 km di luar Tanjung Pinang, di sebuah area pedesaan yang dikelilingi sawah luas. Lokasinya memang agak aneh untuk sebuah tempat keagamaan yang sangat besar ini. Tapi justru karena lahannya luas, bangunan kuilnya bisa dibuat sangat besar dibandingkan kalau lokasinya ada di tengah kota.
Setelah memarkir kendaraan, kita harus bayar tiket masuk di meja yang ada di depan area parkir. Harga tiket masuk Rp30.000 untuk orang asing sedangkan untuk orang Indonesia Rp5.000 saja.
Begitu masuk, dari depan kita sudah langsung disambut oleh patung Ksitigarbha berukuran sangat besar. Tokoh ini merupakan salah satu yang mendapatkan pencerahan dalam aliran Eastern Buddhism dan salah satu yang dipuja oleh pengikut di daerah tersebut. Setelah melewati Ksitigarbha, kita akan memasuki gerbang raksasa yang akan mengantar kita ke area utama kuil, di mana terdapat banyak sekali patung seukuran manusia yang tampak seperti hidup.
Nah, karena patung-patung inilah kuil ini dinamakan 500 Lohan Temple dan memang di taman itu ada ratusan arahat (lohan) yang terpahat dari batu. Arahat ini merupakan representasi dari orang-orang yang dianggap sudah lebih maju dalam perjalanan hidupnya mencari kesempurnaan spiritual dan bahkan mungkin dianggap suci.
Memang daya tarik utama di kuil ini adalah 500 lohan tersebut, tapi selain itu juga ada banyak spot lain yang menarik. Kalau kita naik menyusuri tangga, di atas ada beberapa bangunan lain dengan patung Budha dan ruang berdoa. Dari area di puncak tangga tersebut kita bisa melihat patung-patung dengan perspektif yang berbeda. Oleh karena itu kalau kamu ke kuil ini pastikan kamu naik ke atas yah!
Klenteng Kwan Yin
Kwan Yin Temple ini didedikasikan untuk pemujaan terhadap Dewi Pengampun dan Pemurah (Goddess of Mercy and Compassion) yang seringkali dikenal dengan istilah Guanyin atau Kwan Yin, tergantung dari dialek yang digunakan. Di bagian dalam bangunan klenteng ini terdapat sebuah patung Kwan Yin berbahan perunggu lapis emas berukuran raksasa.
Di sekelilingnya ada bantal untuk berdoa, bunga dan lilin.
Ukuran Patung Kwan Yin ini merupakan patung Kwan Yin dengan posisi meditasi yang paling besar yang ada di Asia Tenggara. Merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan begitu kamu memasuki bangunan utama klenteng dan melihat patung Kwan Yin ditemani patung Budha dan patung dewa-dewi lainnya.
Berjalan ke arah luar, pemandangan dari puncak tangga paviliun utama ini sangat bagus. Karena klentengnya sangat besar dan posisinya lumayan tinggi, dari atas sini terhampar pemandangan luas ke arah sawah di bawahnya, termasuk deretan pohon di perkebunan buah naga.
Klenteng ini berlokasi sedikit lebih dekat ke Tanjung Pinang dibandingkan dengan 500 Lohan Temple, tapi masih sekitar 8 km dari pusat kota sih. Kalau kamu datangnya dari arah utara, kamu mungkin akan lewat klenteng ini dalam perjalanan ke Tanjung Pinang, jadi bisa sekalian mampir sambil lewat.
Klenteng Desa Senggarang
Desa Senggarang adalah sebuah desa nelayan yang sebagian besar rumah-rumahnya dibangun di atas air dan kebanyakan dihuni oleh orang keturunan Cina. Desa ini bisa ditempuh dengan beberapa menit naik perahu dari pusat kota Tanjung Pinang. Karena ada banyak sejarah peninggalan Cina di desa ini, ada beberapa klenteng di sini yang menarik untuk dikunjungi.
Yang pertama adalah Banyan Tree Shrine (Kuil Pohon Beringin) atau dalam dialek lokal disebut dengan istilah Tian Shang Miao. Kuil ini dulunya merupakan rumah seorang Kapitan Cina pertama di Senggarang. Dibangun tahun 1811, rumah mewah ini sempat menjadi bangunan pejabat pemerintahan untuk kapitan selanjutnya.
Sampai akhirnya sekitar pertengahan tahun 1800-an rumah ini ditinggalkan, kosong, perlahan rusak dan mulai ‘termakan’ oleh pohon beringin yang terus bertumbuh di sebelahnya. Hingga sekarang akar-akar pohon beringinnya masih menopang sebagian tembok tua yang setengah runtuh, sedangkan bagian dalamnya diubah jadi klenteng dengan altar yang didedikasikan untuk Dewa Penarik Kembali Keberuntungan. Klenteng ini sangat menarik dan layak dikunjungi.
Berikutnya, tidak jauh dari Kuil Pohon Beringin ada beberapa bangunan keagamaan lainnya. Klenteng Budha-nya sendiri lumayan mirip dengan kebanyakan klenteng Budha lainnya dan tidak terlalu menarik selain warna cerah dari bangunannya.
Namun yang menarik perhatian kami adalah patung raksasa yang ada di area kebun bagian belakang gedung. Ada patung Guanyin tangan seribu, terlihat sangat megah dan warnanya juga sangat cerah.
Kalau kamu suka klenteng atau kuil, kamu akan suka mengunjungi klenteng-klenteng yang kami ceritakan barusan. Bagusnya lagi, kalau kamu tertarik mengunjungi klenteng-klenteng tersebut kamu bisa menggabungkannya ke dalam itinerary keliling Bintan selatan. Jadi, tunggu apa lagi?
The post Menyusuri Jejak Klenteng di Bintan Selatan appeared first on Pergi Dulu.
Semakin mengarah ke pedalaman hutan bakau, semakin banyak wildlife yang terlihat. Kami agak kurang beruntung karena waktu itu sedikit hujan dan tidak terlalu banyak binatang yang tampak. Tapi kami sempat melihat dengan jarak yang sangat dekat seekor ular mangrove warna kuning & hitam yang lumayan berbahaya bagi manusia karena berbisa. Lagi nongkrong gitu aja di atas sebuah ranting pohon waktu kami lewat di bawahnya. Keren!
Kami juga sempat lihat seekor ular lain yang kalau ga salah jenisnya mangrove pit viper, tapi agak tertutup dedaunan meskipun jaraknya tidak terlalu jauh. Ular jenis ini juga berbahaya, tapi kami tidak takut sama sekali karena tour guide kami sudah sangat paham tentang situasi di hutan bakau ini.
Terlepas apakah kita melihat banyak binatang atau cuma sedikit, tur ini merupakan aktivitas yang seru untuk dilakukan saat di Bintan.
Dan bukan cuma satu atau dua kunang-kunang, tapi ratusan. Mereka biasanya ngumpul di sekitar pohon bakau yang tumbuhnya agak dalam di hutan bakau dan jauh dari keramaian aktivitas manusia. Pengemudi perahu dan pemandu tur kami matanya sangat tajam dan dengan mudah melihat segerombolan kunang-kunang dari kejauhan. Begitu ada pohon yang terlihat dikelilingi banyak kunang-kunang, kami melambatkan perahu dan mencoba mendekatkan diri dengan pepohonan tersebut. Kami berusaha mengambil foto tapi gagal. Kamera kami tidak sanggup menangkap cahaya di kondisi yang sangat gelap tersebut sehingga tidak ada foto yang bagus.
Tapi yang sangat keren dari tur ini adalah sebenarnya ini aktivitas yang sangat romantis yang bisa dilakukan oleh pasangan. Selain itu anak-anak juga pasti suka banget diajak melihat banyak sekali hewan yang bersinar di tengah kegelapan hutan bakau di malam hari. Seru!
Keduanya baik tur di siang hari ataupun di malam hari dari Mangrove Discovery Tour ini menarik untuk dilakukan. Tergantung berapa banyak waktu yang kamu punya, tergantung cuaca dan tergantung apakah kamu tertarik untuk melihat kunang-kunang atau tidak. Aktivitas ini bukan adventure sehari penuh, jadi bisa dikombinasikan dengan kegiatan lain di Bintan, misalnya main watersport di resort atau makan malam di Pujasera yang lokasinya tidak jauh dari sana. Pengalaman yang seru untuk seluruh keluarga.
Waktu kami ke sana langitnya mendung banget karena habis hujan, tapi kami masih dapat foto yang lumayan ok lah. Kebayang kalau cuacanya lagi cerah, pasti mantap banget pemandangannya.
Di area Gurun Pasir Busung ini ada banyak platform yang sengaja dibangun untuk foto, lengkap dengan properti lainnya yang dibuat untuk dipakai selfie. Beberapa di antaranya ada tulisan harga yang harus dibayar kalau mau berfoto di sana.
Selain bukit-bukit pasir, di sana juga ada beberapa danau buatan yang sepertinya terbentuk dari hasil galian pasir yang terisi air. Warnanya biru toska dan agak mirip dengan danau di Kawah Putih. Oleh karena itu banyak yang menyebut danau tersebut dengan nama Telaga Biru.
Di sekeliling danau ada banyak selfie spot dengan berbagai bentuk, mulai dari hati, bintang sampai sekedar platform yang menjorok ke tengah danau. Kalau mau foto dikenakan biaya Rp5.000. Tapi sebetulnya tanpa platform dan prop tersebut juga bisa dapat foto bagus.
Gurun Pasir Busung dan Telaga Biru ini adalah tempat wisata yang kamu kunjungi kalau kamu sudah ada rencana lebih besar untuk keliling pulau, karena sebetulnya ke sini cukup mampir sebentar saja dan paling cuma butuh waktu setengah jam atau maksimal satu jam di sini. Kalau sekalian lewat, tempat ini worth it dikunjungi.
Di ujung jalan utama daerah Berakit ini, sebelum sampai ke bangunan terminal ferry internasional yang hampir selesai namun tidak jadi beroperasi, ada sebuah kampung nelayan yang dikenal dengan nama Kampung Panglong. Desa ini terlihat sangat khas dengan rumah-rumah panggung milik para nelayan yang dibangun di atas air serta deretan dermaga untuk menghubungkan rumah-rumah tersebut. Menariknya, desa ini mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk mengganti dermaga kayu dengan yang berbahan semen.
Begitu memasuki perkampungan, kita akan langung disambut dengan pemandangan anak-anak kecil yang dengan ceria bermain bersama teman-teman, memancing dan banyak juga yang main dengan binatang peliharaan. Kami sempat melihat di sana ada beberapa monyet, anjing dan kucing.
Meskipun tidak wajib, namun sepertinya warga kampung ini sudah terbiasa dengan tamu-tamu yang datang sambil membagikan hadiah kecil untuk anak-anak. Terserah kamu sih mau ngasih permen, cemilan ataupun sesuatu yang lebih mendidik seperti buku atau bolpen. Tentu saja anak-anak lebih senang waktu dikasih sebungkus permen dibanding sebuah bolpen.
Kita bisa berjalan sepanjang dermaga melewati rumah-rumah sambil berinteraksi dengan penduduk lokal yang kebanyakan juga sedang santai nongkrong-nongkrong di depan rumahnya. Dermaga tersebut akan mengantarkan kita ke ujung di mana kita bisa melihat laut, perahu-perahu nelayan yang diikat dan banyak sekali ikan yang sudah dibelah dan sedang dijemur.
Penduduk di sini merupakan campuran antara yang beragama Kristen dan Islam dan mereka hidup bertetangga dengan secara harmonis. Agak sedikit berbeda dengan kampung nelayan yang pernah kami lihat sebelumnya yang kebanyakan beragama Islam.
Dulunya warga kampung memotong kayu dari hutan bakau yang ada di sekitarnya dan kemudian dibakar di tungku (kiln). Kiln ini adalah oven yang bentuknya seperti kubah raksasa dan terbuat dari batu bata. Namun karena ada larangan dari pemerintah untuk menebang pohon-pohon dari hutan bakau, akhirnya kiln ini sampai sekarang tidak digunakan lagi. Tidak jauh dari kiln ada sebuah kapel Kristen yang waktu kami ke sana sih tutup.
Kalau kamu belum pernah berkunjung ke kampung orang laut, coba deh mampir ke Kampung Panglong ini untuk ketemu dengan orang-orangnya dan merasakan sendiri bagaimana kehidupan di kampung nelayan yang ada di atas air.
Kami memilih Kampung Panglong karena lokasinya ada di daerah timur Bintan dekat Pantai Trikora, di mana kami bisa melakukan banyak hal lainnya seperti mengunjungi Grotto Santa Maria, makan pizza Italia otentik di pinggir pantai, mengunjungi lokasi pembuatan kapal dan masih banyak lagi. Baca postingan kami selengkapnya tentang Pantai Trikora untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang daerah di Bintan ini.
Kami sangat suka cafe ini punya tempat duduk yang jenisnya berbeda-beda. Mereka terlihat bagus sekali dan terlihat kalau seseorang memberikan perhatian besar sampai detail yang paling kecil sekalipun.
Kami mencoba Philly steak croissant dan linguini chicken pesto. Linguini-nya dimasak dengan tekstur pas dan bumbu pestonya pun tidak berlebihan. Yang paling favorit, ayam panggang yang ada di atasnya sangat mirip dengan ayam panggang kesukaan kami di Thailand Utara. Kulitnya garing crispy tapi dalamnya masih juicy banget. Kami tidak pernah menemukan yang seperti ini sebelumnya di Indonesia. Makanya kami suka banget!
Kopi di sini sangat enak dan sama enaknya dengan kebanyakan coffee shop bagus di Bandung. Pokoknya kalau sudah dibilang enak ya tidak perlu dijelaskan lebih lanjut kan.
Kami sangat suka Hara. Kebanyakan orang yang datang ke sini sepertinya lebih tertarik untuk foto-foto. At least untuk saat ini, karena Hara masih tergolong baru. Namun mudah-mudahan ke depannya setelah hype-nya berkurang, masih banyak pengunjung yang datang ke sini karena tempat ini layak untuk dikunjungi.
Wifi di Hara memiliki kecepatan 13mbps down dan 20mbps up, jadi kalau kamu perlu upload Youtube yang paling besar pun pasti akan selesai dalam hitungan menit.
Lagoi Bay Villas pilihan yang bagus untuk pasangan bulan madu dan keluarga kecil atau bisa juga keluarga besar kalau mau sewa villa yang ukurannya lebih besar. Recommended kalau memang sedang cari akomodasi berbentuk villa di Bintan.
Bisa dilihat kalau ada banyak hal yang bisa dilakukan dan dilihat serta tempat makan di Lagoi Bay. Dan karena tempat ini masih terus dikembangkan, ke depannya akan ada banyak hotel baru dan tempat makan baru. Sementara ini, kita bisa mampir ke sana kalau mau cari pilihan tempat makan yang enak & lebih murah, mengeksplor aktivitas atau mungkin sekedar mau massage.
Red velvet latte-nya standar, enak untuk dinikmati namun tidak jauh berbeda dengan di tempat lainnya di Bandung. Tapi memang red velvet latte ya ga bisa diapa-apain lagi sih.
Fitout coffee shop ini sangat bagus. Ruangannya mendapat banyak cahaya alami dan ada banyak tembok berwarna putih terang yang terlihat sangat bagus kalau kamu membuat fotomu sedikit overexposed.
Ada area yang sangat populer di sini, yaitu area lesehan yang terdiri dari 3 meja yang dikelilingi oleh bantal-bantal untuk duduk di lantai. Di sini juga kebanyakan orang mengambil foto untuk instagramnya.
Secara keseluruhan, ini adalah tempat nongkrong yang bagus dengan kopi yang enak. Mereka juga punya menu makanan tapi kami belum sempat coba makanannya sama sekali. Wifi di sini kecepatannya 10mbps down dan 10mbps up waktu itu, tapi sepertinya sih bakal lebih cepat kalau pas cafenya tidak terlalu ramai. Pokoknya masih terhitung cepat lah.
Istilah yang ramai digunakan belakangan ini adalah glamping, namun menurut kami istilah tersebut malah merendahkan gambaran kamar-kamar tersebut karena kenyataannya kamar-kamar di The Canopi tidak mirip sama sekali dengan gambaran tenda camping.
Untuk masuk ke ‘tenda’ ini tinggal buka pintu, bukan buka resleting seperti pada tenda umumnya. Dan begitu masuk ke dalam kamu pasti akan terkejut dengan betapa luasnya tenda itu. Buat kami, kamar itu terasa jauh lebih besar dibandingkan kebanyakan kamar hotel biasa dan juga terasa jauh mewah dari yang digambarkan.
Kami juga sempat melihat beberapa kamar lainnya yang ternyata ada beberapa tema berbeda. Kalau kemarin kami menginap di kamar bertema kebun, ada juga kamar yang bertema Safari di Afrika. Tenda-tenda ini dikelompokkan dalam beberapa cluster sehingga kalau kamu liburan dengan keluarga besar, bisa booking 3 atau 4 tenda yang berdekatan, menikmati kebun bersama dan nongkrong secara privat.
Kamar mandi di dalam tendanya sangat keren. Bentuknya semi-outdoor dan memiliki atap yang setengah terbuka sehingga bisa melihat langit saat mandi. Di sebelah pancuran air berbentuk rain shower ada meja dengan wastafel yang didesain khusus dan di sebelahnya lagi ada toilet. Bagian yang tidak beratap ada di atas area kebun kecil sehingga kalau hujan kita tetap bisa ke toilet tanpa basah-basahan.
Sebagai tamu sarapan pertama, kami sangat menikmati pilihan yang masih lengkap dan segar. Variasi pilihan cukup beragam mulai dari pastry, egg station, potongan buah segar dan beberapa sarapan ala Asia seperti bubur, mie goreng dan nasi goreng.
Kami juga sempat makan malam di The Patio Bar & Restaurant. Opsi yang bagus untuk makan malam kalau kamu menginap di The Canopi. Kami coba Rendang Pizza yang ternyata selain inovatif juga enak banget! Menu yang sangat recommended kalau kamu suka rendang dan pizza — dikombinasikan jadi satu!
Kami mencoba cable ski dan seluncuran raksasa (slip & slide) yang menggunakan ban besar. Seluncurannya cukup tinggi dan lumayan cepat juga geraknya sebelum akhirnya terjun ke air. Sama halnya dengan cable ski yang ternyata lumayan kencang juga — dipastikan akan terbang-terbang dan harus pegangan yang kencang banget kalau tidak mau terlempar. Dua-duanya sangat menyenangkan, kok. Wajib dicoba kalau kamu menginap di The Canopi.
Bahkan kalau kamu tidak menginap di The Canopi, Crystal Lagoon dan keseruan aktivitas lainnya bisa diakses oleh pengunjung umum lewat pintu masuk Chill Cove @ Treasure Bay Bintan. Sekali masuk bayar Rp100.000 untuk dewasa dan Rp70.000 untuk anak-anak, bisa main-main seharian sepuasnya di lagoon termasuk pakai beberapa mainan anak.
Untuk aktivitas lain bayar lagi, misalnya Rp50.000 untuk main seluncuran (slip & slide) sepuasnya atau Rp150.000 untuk 1 kali naik cable ski di hari biasa. Sistem yang bagus dan sangat populer di kalangan anak-anak ataupun orang dewasa. Kami sangat senang main-main di sini.
Dengan adanya aktivitas di lagoon serta tenda mewah yang menyedikan paket lengkap pengalaman liburan, hotel ini seringkali penuh di periode peak. Jadi kami rekomendasikan untuk booking jauh-jauh hari kalau mau ke sini untuk liburan akhir pekan atau tanggal liburan khusus. Di luar itu seharusnya ga masalah kalau mau nginap di sini.
Selain kopi, kami juga pesan Iced Thai Tea yang lumayan standar. Cappuccino-nya enak, tapi ga luar biasa. Lucunya, kami mampir ke sini setelah baru saja dari 
Selain urusan kopi, fit out di sini sederhana namun nyaman dengan adanya beberapa sofa dan meja. Mejanya bisa untuk dipakai kerja dan internet di sini juga cukup cepat, 19mbps down dan 4mbps up. Jadi bisalah kalau mau buka laptop dan kerja di sini.
Worth a visit, tapi tidak terlalu ada sesuatu yang istimewa yang membedakan tempat ini dengan coffee shop bagus lainnya di Bandung.
Dan menurut kami meskipun bentuknya tenda namun sama sekali tidak mengkompromikan kenyamanan. Bahkan di dalam tendanya ada AC dan TV LCD. Kami merekomendasikan untuk menginap di sini kalau kamu ingin menghabiskan waktu lebih banyak di Chill Cove di Treasure Bay Bintan ini.
Cappuccino yang Adam pesan enak — strong, panas dan teksturnya bagus. Tidak ada yang bisa dikritik.
Susan pesan jahe madu yang ternyata jahenya tidak pelit sama sekali, sehingga rasa jahenya sangat kuat. Tapi untung madunya juga banyak. Enak deh kalo tahu minuman yang kita minuman itu terbuat dari bahan asli dan bukan dari bubuk seperti yang disajikan di beberapa cafe lain.
Selain minuman, kami juga pesan nasi goreng. Tidak terlalu istimewa tapi kami sangat menikmatinya.
Wifi di sini kencang, 23mbps down dan 6mbps up. Cukup kencang untuk kebanyakan orang dan pastinya bisa digunakan untuk download film atau upload video terbaru kamu ke YouTube.
Secara keseluruhan, Kedai Juru ini coffee shop yang kecil namun menyenangkan. Bukan tempat selfie sih, tapi lumayan bagus buat jadi background foto.
Kami mencoba gong gong di pasar malam Rimba Jaya di Tanjung Pinang dan kami takut. Takut banget. Kami tidak biasa makan hewan sejenis siput dengan cangkangnya seperti itu. Tapi ketakutan tersebutkan dikalahkan oleh rasa penasaran, seperti apa sih rasanya? Jadilah waktu itu kami memberanikan diri duduk di depan sepiring gong gong dan setumpuk tusuk gigi.
Sekarang giliran Susan. Tangannya mulai berkeringat. Dan dia hampir menyerah. Ketegangan yang menggantung di udara sangat terasa kuat. Apakah dia akan bisa menghadapi tantangan ini? Dia pun segera menahan napas sejenak, memasukkan gong gong ke dalam mulutnya kemudian menelan bulat-bulat. Tidak pakai dikunyah dulu! Sebetulnya bukan begitu sih cara makan siput, tapi setiap orang punya cara masing-masing. Dan lagi-lagi, rasanya enak.
Kalau sudah pesan gong gong di restoran seafood seperti itu, sekalian juga coba pesan makanan laut lainnya. Kami sangat menikmati kesegaran dari menu seafood yang ada di Bintan mulai dari ikan, udang hingga kepiting.
Transport dari dan ke Bintan sangat gampang dan begitu pula dengan transportasi untuk keliling Bintan. Bisa pilih ferry atau pesawat untuk ke/dari Bintan kemudian dilanjut dengan shuttle bus dan mobil sewaan begitu kamu sampai di Bintan. Tinggal pilih saja moda transportasi yang sesuai dengan budget kamu. Selamat menikmati liburan di Bintan!
Fit out di sini sangat bagus jadi salah satu favorit kami di antara 10 coffee shop terakhir yang kami kunjungi. Bergaya modern serta finishing yang berkualitas dengan lokasi di dalam sebuah bangunan lama.
Ada banyak tempat untuk buka laptop dan kerja karena kami lihat ada beberapa colokan listrik yang tersedia. Kami suka meja panjang yang ada di pinggir, menghadap tembok tapi jadinya bisa konsentrasi kerja. Wifi di sini kecepatannya 8mbps down dan 4mbps up. Tidak terlalu ngebut sih, tapi masih ok lah.
Kopi di sini sangat enak — tekstur susunya sempurna dan suhunya pun pas (sebetulnya bisa lebih panas lagi sedikit sih). Tapi kami agak khawatir dengan tren menyajikan magic menggunakan gelas latte yang belakangan ini terlihat di banyak tempat.
Satu hal terakhir, brownie-nya enak banget. Fresh, chewy dan tidak kering. Jangan lupa coba ya!
Di bagian selatan Bintan, sebuah kuil Buddha besar yang dikenal dengan nama 500 Lohan Temple adalah tempat yang sangat cocok untuk mendapatkan foto bagus. Ketika kami di sana, kami melihat banyak sekali orang yang mampir ke sana dan mengambil foto selfie. Selain itu patung-patungnya juga sangat keren untuk dijadikan objek foto.
Selain Gurun Pasir, di lokasi yang sama juga ada sebuah danau berwarna biru yang diberi nama Telaga Biru. Warnanya benar-benar biru dan terlihat sangat keren. Sangat mudah untuk mendapatkan foto bagus di sini.
Komplek Nirwana Gardens punya banyak area depan pantai serta beberapa pilihan pantai. Favorit kami adalah area yang ada di depan Nirwana Resort Hotel, Nirwana Beach Club dan Mayang Sari Beach Resort. Yang kami suka dari kebanyakan pantai ini adalah hampir sepanjang hari sepi! Lokasi yang sempurna untuk jalan santai di pinggir pantai sambil mengambil foto untuk Instagram.
Kalau kamu suka seafood, kamu mungkin akan suka rasa dan tekstur dari gong gong, meskipun penampakannya agak mengerikan buat sebagian orang. Gong gong adalah nama yang diberikan untuk sejenis siput laut yang banyak di daerah sini dan bisa dimakan. Dimasak dengan cara direbus kemudian disajikan di atas piring beserta beberapa buah tusuk gigi. Masukkan tusuk gigi ke dalam cangkang, congkel siputnya keluar kemudian makan. Menariknya, rasa dan tekstur dari gong gong ini agak mirip dengan sotong. Jadi kalau kamu suka makanan laut dan khususnya cumi atau sotong, kemungkinan kamu akan suka gong gong.
Otak-otak adalah jajanan pinggir jalan yang bisa ditemukan di beberapa tempat di seluruh Indonesia dan masing-masing daerah punya variasinya sendiri. Begitu juga dengan Bintan yang punya versi otak-otak sendiri, dikenal dengan istilah ‘otak-otak khas Pinang’.
Hal pertama yang terlihat berbeda adalah warna dari otak-otak khas Pinang. Warnanya agak merah yang menunjukkan kalau adonannya menggunakan cabe. Dan memang rasanya lumayan pedas. Otak-otak di Bintan biasanya dibuat menggunakan tambahan parutan kelapa. Dan yang terakhir, otak-otak Bintan dimasaknya menggunakan daun kelapa dan bukan daun pisang seperti yang dipakai untuk otak-otak biasa.
Pizzeria Casa Italia ada di pesisir timur Bintan yang biasa dikenal dengan Pantai Trikora. Yang sangat menarik tentang tempat ini adalah karena pizzeria ini dibuat dan dioperasikan oleh seorang Italia asli. Hebat banget ada orang Italia asli yang tinggal di tempat terpencil seperti itu. Kami memesan beberapa jenis pizza dan duduk di meja dekat pantai di bawah pohon kelapa sambil menikmati enaknya pizza tersebut.
Hal lain yang kami perhatikan adalah pantai di depan pizzeria ini sangat cantik, dengan pasir putih dan deretan pohon kelapa di sepanjang sisinya. Tidak jauh dari bibir pantai ada sebuah pulau kecil yang bisa dijangkau dengan jalan kaki (kalau lagi surut) atau berenang. Tentunya lebih baik berenang dulu sebelum makan pizza 😉
Kopi sangat populer di Bintan dan kita bisa lihat banyak sekali kedai kopi tradisional di seluruh penjuru kota. Setiap kami lewat kota-kota di Bintan selalu ada banyak kedai kopi. Kebanyakan kedai kopi tersebut menawarkan hal yang serupa: kopi Hainan yang dituang menggunakan teko berleher panjang dan disajikan berupa kopi hitam ataupun menggunakan susu kental manis.
Sebagai teman minum kopi, kadang ada sepiring cemilan di atas piring berupa kue atau biskuit. Dan kalau kamu beruntung, kadang ada kedai kopi yang menyediakan wifi. Kalau kamu suka kedai kopi kuno, kamu akan suka kedai-kedai kopi yang ada di Bintan.
Karena kebanyakan penduduk Bintan tinggal di sepanjang garis pantai, tidak heran kalau di pulau ini banyak ikan yang dimakan. Dan karena ikan merupakan bagian besar dari makanan di Bintan, ada banyak menu makanan ikan yang unik yang bisa kamu temukan di pulau ini.
Salah satu hal yang paling bagus tentang sup ini adalah rasanya yang sangat segar. Tidak terasa hanyir sama sekali seperti yang dibayangkan. Mungkin karena jenis ikan yang mereka gunakan dan juga kesegaran dari bahan-bahan lainnya. Pokoknya mesti dicoba!
Bergerak ke arah selatan pesisir timur dari Kampung Panglong, kita mulai memasuki area yang dikenal dengan nama Pantai Trikora. Di sini pantainya putih cerah, airnya biru dan atmorfer kehidupannya pun sama santainya dengan Kampung Panglong.
Kalau kamu datang dari arah utara untuk menjelajahi pesisir timur Bintan, salah satu hal menarik yang bisa dikunjungi adalah bapak pembuat perahu yang membuat perahu sesuai pesanan. Dia membuat perahu di kebun depan rumahnya yang berlokasi di Pantai Trikora sektor 4. Tradisi membuat perahu kayu ini sudah diasah selama bertahun-tahun hingga bapak ini terlihat sangat santai mengerjakan pesanan perahunya dan bisa modifikasi sesuai permintaan.
Di Pantai Trikora sektor 4 tepat di depan pembuat perahu ada sederet saung yang berjejer di sepanjang garis pantai. Saung-saung ini merupakan platform beratap dengan sisi terbuka dan menghadap ke arah laut, biasanya digunakan untuk leyeh-leyeh saat main-main di pantai seharian. Kami melihat orang-orang menggunakan saung ini untuk piknik, menyimpan barang-barang saat main di pantai, dan bisa juga dipakai untuk tidur sejenak sambil ngadem dari teriknya matahari. Tempat yang menyenangkan untuk tidur siang!
Grotto Santa Maria atau biasa dikenal juga dengan istilah Gua Maria adalah sebuah situs religius umat Katolik yang dikunjungi oleh para peziarah dari seluruh penjuru Indonesia, namun juga sangat dikenal terutama di antara paroki lokal khususnya saat akhir pekan. Jalan masuk ke situs ini diawali dengan Jalan Salib, sebuah jalur jalan kaki melewati hutan di mana terdapat diorama kisah penyaliban Yesus Kristus. Jalan Salib itu sendiri sangat menarik, namun di ujungnya ternyata masih ada sebuah kapel yang unik.
Tidak jauh dari gereja itu terdapat Gua Maria-nya, di dalamnya ada patung Bunda Maria yang berdiri di atas bola dunia. Di altar di depannya terlihat bunga dan lilin yang ditinggalkan oleh pengunjung yang datang sebagai lambang doa. Sebuah akhir dari perjalanan singkat menyenangkan yang bisa dinikmati baik oleh umat Katolik ataupun yang bukan Katolik.
Bergerak terus ke selatan dan menjauhi Pantai Trikora, kamu akan tiba di Bintan Spa Villa di area Teluk Bakau, sebuah resort pinggir pantai yang punya kamar-kamar bagus dengan harga yang bagus. Kami beruntung bisa menginap di salah satu kamar yang berada di atas air dan memiliki balkon yang menghadap laut serta ada jacuzzi-nya. Sungguh sebuah kebahagiaan!
Kamar-kamar di sini memiliki pesona tradisional buat mereka yang menikmati area lokal di sekitarnya. Namun meskipun ada rasa tradisional, kamar-kamar di sini sangat modern dan mewah, terutama kalau kamu bisa menikmati outdoor spa bath sambil memandangi laut.
Kami makan di bangunan utama dari restoran, namun selain itu tersedia juga saung-saung di dekat pantai yang bisa dipakai kalau kamu mau makan di sana. Kami sempat melihat beberapa pengunjung yang makan di saung-saung tersebut di malam hari. Tapi sepertinya lebih enak di siang hari kalau mau makan di saung karena pemandangan pantai di sini sangat cantik.
Pintu masuk utama dari paviliun ini berlokasi di atas sebuah bukit besar dengan pemandangan kebun yang terhampar cantik di bawahnya. Beberapa area kebun ditanami tumbuhan sedangkan sebagian area kebun digunakan sebagai kandang hewan.
Sebagian besar hewan di ini merupakan spesies endemik Indonesia seperti orang utan, komodo dragon, buaya (ada yang panjangnya mencapai 6 meter!!), monyet dan berbagai jenis burung yang menakjubkan seperti elang. Tapi mungkin hewan yang sangat ingin dilihat oleh kebanyakan orang adalah gajah besar yang ada di pekarangan belakang.
Kami diajak masuk ke dalam kandang supaya bisa berfoto dengan gajah itu. FYI aja, gajah kalau lagi ngamuk bisa sangat menakutkan meskipun biasanya karakter alami mereka cukup tenang. Oleh karena itu kami tidak berlama-lama, cukup foto sebentar lalu keluar lagi. Tapi tidak usah khawatir karena tentunya kami bisa masuk ke dalam saat ada pawangnya, bukan asal masuk sendiri.
Selain berbagai hewan yang dilindungi, di area Safari Lagoi ini juga ada eco farm yang saat kunjungan kami kemarin masih dalam proses pembenahan. Namun mereka sudah mulai ada berbagai jenis tanaman dan sukses dalam berkebun. Dan kalau kamu beruntung, mungkin saja saat kunjungan bisa diajak panen bahan-bahan untuk membuat rujak. Kami tidak sabar untuk melihat perkembangan perkebunan tersebut di masa yang akan datang.
Safari Lagoi ada di dalam area Bintan Resorts, jadi lokasinya tidak terlalu jauh dari resort tempat kamu menginap. Tempat ini layak dikunjungi sekalian dengan digabung aktivitas lainnya untuk membuat trip seharian penuh. Jangan lupa mampir ke sini kalau ke Bintan.
Cassia adalah sebuah hotel baru dengan konsep baru yang berlokasi di sebelah Angsana Bintan. Konsep baru ini ditujukan untuk generasi muda serta memiliki fokus khusus kepada keluarga muda yang terbiasa melakukan self-catering saat mereka liburan. Dan kamar-kamar di sini sesuai dengan visi mereka dengan tersedianya dapur serta kamar berbentuk loft yang sangat cocok untuk keluarga dengan anak-anak kecil.
Terlepas dari kamarnya sendiri yang cocok untuk keluarga, di depan properti hotelnya juga ada pantai yang cantik serta kolam renang yang bisa digunakan baik untuk anak-anak ataupun orang dewasa. Pokoknya benar-benar tepat untuk liburan keluarga.
Sudah dari dulu banyak keluarga yang mengunjungi Bintan Lagoon Resort karena memang banyak hal yang bisa dilakukan di sana. Sementara orang tuanya bermain golf atau pijat, anak-anaknya bisa bermain di kids club. Sekeluarga bisa menghabiskan waktu seharian di pinggir kolam renang sambil baca buku, minum, bermain air dan mendapatkan family time yang menyenangkan bersama-sama. Orang dewasa ataupun anak-anak bisa mencoba naik ATV di pinggir pantai atau bahkan naik jetski. Pokoknya banyak banget aktivitas yang ditawarkan di sini.
Terlebih lagi, keseluruhan resort ini memang sudah diatur sedemikian rupa sehingga keluarga bisa menikmati liburan seru bersama tanpa harus meninggalkan properti resort itu sendiri. Akomodasi berbentuk villa dengan 2, 3 atau bahkan 4 kamar tidur sangat cocok untuk keluarga besar yang mau menginap bersama-sama di bawah satu atap serta mendapatkan privasi.
Nirwana Gardens adalah sekumpulan dari 5 properti pinggir pantai yang terhubung melalui jalan yang tersedia via mobil serta jalur pejalan kaki. Pusat kegiatan di area ini terdapat di Resorts Centre yang menawarkan aktivitas indoor maupun outdoor. Untuk aktivitas outdoor ada flying fox, danau untuk memancing ikan, paintball, Air Rifle Shooting, Laser Clay Shooting serta panahan. Untuk kegiatan indoor ada bowling, gym dan spa. Semuanya cocok untuk pasangan, keluarga dan kelompok besar.
Kami sempat melihat beberapa kamar di Mayang Sari dan menurut kami kamar tersebut ideal untuk keluarga. Sea View Chalet yang baru selesai direnovasi terlihat sangat elegan dengan banyak unsur kayu berwarna gelap, TV LCD layar besar dengan channel internasional serta area loft untuk tempat tidur anak-anak. Kabin seperti ini bisa menampung 2 orang dewasa dan 2 anak-anak, sangat cocok untuk keluarga.
Lagoi Bay merupakan ‘the new heart of Bintan’ dan saat ini sudah mulai banyak dikunjungi oleh tamu-tamu yang menginap di resort-resort yang ada di sekelilingnya. Memang banyak aktivitas untuk keluarga yang ditawarkan oleh masing-masing resort, namun sekarang tersedia shuttle bus yang bisa membawa kamu dari resort tempat kamu menginap ke Lagoi Bay, di mana kamu bisa mendapatkan pengalaman yang sedikit berbeda.
Tidak jauh dari pantai ada beberapa tempat makan untuk keluarga yang sangat ramah di kantong, seperti Warung Yeah, Cek Bakar’s dan Nasi Padang Lamak Basamo. Di area ini kita juga bisa mengunjungi Lagoi Bay Lantern Park yang punya jalur sepanjang 300 meter di dalam taman yang dipenuhi lentera kertas raksasa berbentuk hewan-hewan khas Indonesia.
Bergerak menjauh dari pantai, Plaza Lagoi adalah sebuah pusat perbelanjaan terbuka yang memiliki beberapa tempat makan, spa, toko oleh-oleh dan Rumah Imaji (museum ilusi optik yang cocok buat foto-foto gila). Di dalam Rumah Imaji ini ada beberapa ruangan yang dicat dan dihias sedemikian rupa sehingga saat kamu dan keluarga berfoto di sana, hasilnya terlihat seperti ilusi, seolah-olah kamu sedang berada di tempat yang aneh, atau berfoto dengan posisi yang tidak biasa, seperti sedang jungkir balik, dll. Pokoknya seru banget deh!
Masih berlokasi di Plaza Lagoi, juga ada Foodstargram, sebuah food court yang ditujukan untuk orang-orang yang mencari makanan enak dengan harga yang murah meriah dan atmosfer yang santai. Tempat ini cocok untuk keluarga karena di sini ada banyak pilihan makanan sehingga semua orang bisa memilih sesuai seleranya masing-masing. Dan karena tempatnya casual, Foodstargram ini pilihan yang sangat tepat untuk keluarga.
Lebih jauh bergeser dari Plaza Lagoi, ada sebuah danau buatan berukuran raksasa dengan sebuah bangunan kecil di sebelahnya. Di sini kamu bisa menyewa perahu kayuh dan alat pancing sekaligus juga merupakan tempat makan lokal. Kami menyewa alat pancing kemudian diberikan sebongkah umpan dan dipinjamkan kursi lipat untuk duduk di atas pontoon di danau. Setelah mencoba melemparkan kail beberapa kali ke dalam air akhirnya kami menyadari kalau kami tidak mahir memancing. Dengan latihan dan kesabaran, akhirnya kami mendapatkan seekor ikan di ujung tali pancing kami! Menurut kami ini adalah aktivitas menyenagkan yang bisa dilakukan bersama keluarga. Dan karena ada tempat makan juga di sebelahnya, kita bisa makan siang setelah puas memancing.
Lebih bagus lagi, ada Kelas Bisnis yang tempat duduknya bisa diluruskan total jadi ranjang. Kalau bisa dapat istirahat yang berkualitas, pada saat turun dari pesawat nanti pasti akan jauh merasa lebih segar dan tidak perlu menghabiskan waktu lama untuk recovery di negara tujuan.
